TEMPO Interaktif, Grobogan: Kasus bunuh diri di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, cukup menonjol. Dalam sepekan terakhir ini tercatat empat orang melakukan bunuh diri. "Kasus bunuh diri memang luar biasa," ucap Suwarno, Kabid Perlindungan Masyarakat Pemkab Grobogan, Selasa (9/12).
"Ini menarik untuk dicermati, sebab rata- rata setiap tahun ada 30-50 orang bunuh diri," tambahnya.
Kasus terakhir menimpa Sirad (45), warga Kampung Banaran, Kelurahan Purwodadi, lantaran cekcok dengan istrinya Ratmi.
Sebelumnya, pelaku bunuh diri tercatat atas nama Suparjo (65), warga Desa Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Wartoyo (22), warga Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, dan Ika Rumainah (19), Desa Sulursari, Kecamatan Gabus.
Dalam tahun ini, menurut catatan Pemkab Grobogan, ada 75 orang melakukan bunuh diri dengan berbagai penyebab dan dilakukan lelaki maupun perempuan, serta usia dewasa maupun remaja.
Cara pelaku bunuh diri beragam, terbanyak dengan gantung diri dan sisanya dengan minum obat serangga, serta menabrak kereta api yang sedang lewat.
Penyebabnya juga beragam, dengan faktor kemiskinan yang paling dominan, serta sakit menahun karena tidak kunjung sembuh, himpitan utang, asmara, dan perselingkuhan.
"Pihak Pemkab sedang mencari solusi agar masyarakat tidak gampang melakukan itu, dengan melibatkan berbagai pihak," ucap Suwarno.
BANDELAN