Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset CISDI: Mayoritas Perokok Tetap Merokok Meski Ekonomi Sulit saat Pandemi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images
Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Riset Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan mayoritas responden tetap merokok meski sedang dalam kondisi kesulitan ekonomi akibat pandemi.

"Riset ini bertujuan mengetahui kaitan antara dampak pandemi dengan perilaku merokok selama 10 bulan pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Manajer Riset CISDI, Adriana Bella, lewat keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu, 28 Agustus 2021. 

Penelitian yang melibatkan 1.082 responden ini menunjukkan 29 persen orang mengaku tetap merokok setelah 10 bulan melewati masa pandemi. CISDI memasukkan kelompok ini sebagai persistent current smoker atau perokok aktif persisten.

Angka ini jauh lebih besar besar dibandingkan kelompok yang berhenti merokok yaitu 1,4 persen, kemudian baru merokok 0,3 persen, ataupun perokok yang kembali merokok setelah pandemi yaitu 0,4 perse.

Dengan kata lain, Andriana mengatakan tidak banyak terjadi perubahan status merokok setelah 10 bulan pandemi di Indonesia.

Perokok aktif persisten dalam survei ini diidentifikasi 40 persen mengalami pengurangan waktu kerja dan 77 persen mengalami kesulitan finansial.

CISDI mencatat mayoritas perokok aktif persisten ternyata tidak mengubah perilaku merokok dari segi jumlah batang rokok yang dikonsumsi, pengeluaran untuk membeli rokok, hingga harga rokok yang dibeli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mayoritas perokok aktif persisten ini dikategorikan sebagai ‘perokok adiktif’ yang kurang responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi," kata Andriana.

Di sisi lain, mayoritas kedua dari respons perokok aktif persisten masuk ke dalam kategori ‘perokok rasional’ yang merespons perubahan kondisi ekonomi. Caranya, dengan mengurangi jumlah batang rokok yang dikonsumsi, mengurangi pengeluaran untuk membeli rokok, ataupun mengganti harga rokok yang dibeli dengan yang lebih murah.

Hasil analisis CISDI menunjukkan perubahan perilaku merokok kelompok perokok
‘rasional’ ini berhubungan dengan tekanan finansial, pengurangan jam kerja, dan aturan pembatasan sosial selama pandemi.

Berdasarkan temuan dan paparan survei ini, CISDI merekomendasikan pemerintah perlu mendorong kenaikan cukai rokok. Perokok yang rasional dan berasal dari kelompok ekonomi rendah lebih sensitif terhadap perubahan harga. "Pemerintah perlu memanfaatkan peluang ini untuk menaikkan harga rokok dengan menaikkan tarif cukai," tulis CISDI dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Survei CISDI: 1 dari 4 Perokok Aktif Beralih ke Rokok Lebih Murah Selama Pandemi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Atasi Kecanduan pada Remaja dengan Komunikasi Terbuka Orang Tua

15 jam lalu

Salah seorang peserta Gamers to Gamers saat mencoba salah satu permainan di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, 9 Desember 2023
Atasi Kecanduan pada Remaja dengan Komunikasi Terbuka Orang Tua

Pakar menjelaskan komunikasi terbuka adalah kunci untuk mengatasi atau mencegah masalah remaja agar tak kecanduan rokok, gawai, game, dan narkoba.


Jadi Portofolio Kredit UMKM Terbesar di Indonesia, Bukti BRI Topang Perekonomian Nasional

16 jam lalu

Pelaku lUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membuat lukisan wayang secara tradisional. Dok. Bank BRI
Jadi Portofolio Kredit UMKM Terbesar di Indonesia, Bukti BRI Topang Perekonomian Nasional

Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.


Indonesia-Australia Memperkuat Kemitraan di Sektor Pembangunan Ekonomi

1 hari lalu

Indonesian-Australia pada 25 Juli 2024, menandatangani kesepakatan tambahan baru untuk Kemitraan  bidang Pembangunan Ekonomi. Sumber: dokumen kedutaan besar Australia di Jakarta.
Indonesia-Australia Memperkuat Kemitraan di Sektor Pembangunan Ekonomi

Indonesia-Australia menandatangani kesepakatan tambahan baru untuk Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi


10 Negara dengan PDB Terbesar di Dunia, Singapura Nomor 3

1 hari lalu

Negara dengan PDB terbesar di dunia. Foto: Canva
10 Negara dengan PDB Terbesar di Dunia, Singapura Nomor 3

Berikut ini deretan negara dengan PDB terbesar di dunia mencapai USD 143.742. Singapura masuk ke dalam list urutan ketiga.


Wakil Perdana Menteri Rusia Sebut Jumlah Konsumsi Minuman Beralkohol dan Rokok Turun

1 hari lalu

Ilustrasi Minuman Beralkohol atau Minuman Keras. REUTERS/Mike Blake
Wakil Perdana Menteri Rusia Sebut Jumlah Konsumsi Minuman Beralkohol dan Rokok Turun

Sejak 2009 konsumsi di minuman beralkohol di Rusia turun, begitu juga konsumsi rokok.


Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom Sebut di Era Jokowi Saja Stagnan

2 hari lalu

Konsumen berbelanja kue kering khas lebaran di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan terjadinya anomali pada aktivitas konsumsi masyarakat di momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Hal ini terutama dipicu oleh daya beli masyarakat yang mulai tergerus akibat lonjakan harga pangan sejak akhir 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom Sebut di Era Jokowi Saja Stagnan

Presiden terpilih Prabowo Subianto yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen. Ekonom sebut sulit tercapai bila permasalahan struktura; tidak dibenahi. Pertumbuhan era Jokowi masih stagnan di kisaran 5 persen.


Penyebab Kanker Paru pada Bukan Perokok

2 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Penyebab Kanker Paru pada Bukan Perokok

Berikut beberapa hal yang pakar ingin masyarakat ketahui mengenai penyebab dan gejala kanker paru dan penyebabnya bukan hanya merokok.


CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat jadi 5 Persen: Tak Banyak Berubah 10 Tahun Terakhir

3 hari lalu

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. TEMPO/Tony Hartawan
CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat jadi 5 Persen: Tak Banyak Berubah 10 Tahun Terakhir

CORE memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 secara keseluruhan hanya 4,9 sampai 5 persen. Tak banyak berubah sepuluh tahun terakhir.


Berapa Lama Efek Nikotin Bertahan di Dalam Tubuh?

5 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/Erick McClean
Berapa Lama Efek Nikotin Bertahan di Dalam Tubuh?

Buat perokok konvensional dan vape, berikut pendapat para pakar kesehatan mengenai durasi mencerna nikotin yang perlu diketahui.


Pemerintah Catat Pajak Atas Usaha Ekonomi Digital Capai Rp 25,88 Triliun

6 hari lalu

Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik
Pemerintah Catat Pajak Atas Usaha Ekonomi Digital Capai Rp 25,88 Triliun

Pemerintah mencatat penerimaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 30 Juni 2024 sebesar Rp 25,88 triliun.