TEMPO.CO, Jakarta – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengklarifikasi kabar keterlibatannya sebagai pendamping dalam program kemitraan tanaman kehidupan dan tumpang sari PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Sekretaris Jendral AMAN Rukka Sombolinggi mengatakan telah mengirimkan surat kepada TPL untuk meluruskan berita tersebut. “Sayangnya, selama dua minggu lebih surat tersebut dikirimkan, tak ada niatan baik dari PT TPL untuk membalas dan mengklarifikasi permintaan tersebut,” ujar Rukka, Kamis, 1 Juli 2021.
Kabar keterlibatan AMAN di proyek TPL pertama kali diunggah oleh akun Facebook Monang Simatupang pada 31 Mei 2021. Unggahan itu menyebutkan AMAN merupakan salah satu LSM pendamping dalam program kemitraan Toba Pulp.
AMAN dituduh mendampingi empat komunitas masyarakat adat di wilayah Danau Toba dalam menyusun nota kesepakatan kerja sama program kemitraan tanaman kehidupan dan tumpang sari dengan Toba Pulp. Beberapa bulan ini, proyek itu dimasalahkan oleh warga Tano Batak.
Warga Tano Batak juga telah menuntut Toba Pulp ditutup karena banyak merugikan warga.
AMAN telah mengirimkan surat permintaan klarifikasi kepada Toba Pulp pada 15 Juni 2021. Melalui surat itu, AMAN meminta Toba Pulp mengklarifikasi ihwal adanya logo perusahaan dalam materi unggahan yang menyebutkan keterlibatan organisasi.
AMAN juga menanyakan relasi antara PT Toba Pulp Lestari dan Monang Simatupang. “AMAN menyatakan akan melakukan langkah-langkah selanjutnya untuk memulihkan nama baik organisasi dan masyarakat adat secara menyeluruh,” ujar Rukka.
Baca juga: Masyarakat Adat Desak Konsesi PT Toba Pulp Lestari Dicabut