TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan tak menyesal keluar dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan terjun ke dunia politik. Dia menanggapi anggapan bahwa ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), salah memilih momentum mencalonkan dirinya di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kalau dianggap menyesal tidak, AHY dianggap salah momentum? Tidak sama sekali," kata AHY di kantor Tempo, Kamis, 15 April 2021.
Menurut AHY, dia memilih jalur tersebut dengan pertimbangan matang. AHY mengaku telah meminta petunjuk lewat salat istikharah serta mendengarkan masukan dari keluarga, terutama istri dan orang tuanya.
Agus Harimurti tak menampik keputusan itu mengandung risiko yang luar biasa besar. Namun, ia menganggap fase yang dialaminya kini justru tempaan yang tak bisa dielakkan atau dilewati. "Tentu risiko itu luar biasa tetapi justru melewati fase seperti ini adalah tempaan yang enggak bisa di-by pass," ujar AHY.
AHY pun berandai-andai jika dirinya baru terjun ke politik setelah pensiun dari TNI di usia 58 tahun. Menurut AHY, belum tentu memiliki cukup energi jika menghadapi masalah politik seperti yang menimpa Partai Demokrat belakangan, yakni upaya kudeta.
AHY mengatakan bisa saja dia sudah tak siap secara fisik dan energi serta memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Ia menduga belum tentu akan setegar dan setegas sekarang.
"Kalau saya dianggap menyesal, justru saya merasa beruntung, sudah menghadapi tempaan ujian seperti ini di usia yang relatif muda katanya dalam politik," kata politikus berusia 42 tahun ini.
Dilihat dari sudut pandang luas, AHY menganggap keputusannya terjun ke politik justru sebuah lompatan alias akselerasi. Jika tetap di militer, kata AHY, dia hanya akan mengalami kenaikan pangkat secara reguler setiap tiga atau empat tahun sekali.
Padahal menurut AHY, seorang pensiunan militer yang berpolitik tetap akan mengalami transisi yang mungkin tak mudah. Ia mengaku mendapatkan cerita-cerita itu dari senior-seniornya purnawirawan TNI yang terjun ke politik.
"Saya merasa beruntung karena memiliki luxury dalam hal waktu, ini mahal sekali kan. Jadi saya merasa jatuh bangunnya, kadang-kadang gagal. Itu menurut saya justru momen atau fase yang luar biasa," ucap AHY.
Baca juga: AHY Akui Polemik Kudeta Demokrat Bawa Berkah Terselubung, soal Elektoral?
BUDIARTI UTAMI PUTRI