TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki menceritakan Artidjo Alkostar adalah orang yang sangat sederhana. Dia mengatakan saat masih menjabat Hakim Agung, Artidjo tinggal di sebuah rumah sederhana dalam gang di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta.
“Mohon maaf, ini tikar aja enggak ada,” kata Suparman menceritakan rumah Artidjo ketika itu dalam diskusi Indonesia Corruption Watch, Ahad, 7 Maret 2021.
Suparman mengatakan merasa aneh dengan kondisi rumah Artidjo itu. Sebab, sebagai Hakim Agung Artidjo seharusnya mendapatkan rumah dinas. Namun, kata dia, Artidjo menjawab bahwa tak mau meminta.
“Saya adanya di sini, saya belum dikasih rumah dinas dan saya enggak akan meminta, kalau negara merasa saya berhak mendapatkan maka kasihkan. Saya haram meminta,” kata Suparman menirukan Artidjo.
Suparman menceritakan di awal menjadi hakim di Mahkamah Agung, Artidjo tak memiliki kendaraan pribadi untuk beraktivitas. Artidjo sering menggunakan bajaj. Belakangan, Artidjo akhirnya membeli mobil tua berwarna hijau.
“Mobilnya itu kaya mobil Mister Bean, kecil mungil gitu. Harganya kurang lebih Rp 70 juta,” ujar Suparman.
Suatu kali, Artidjo pernah menjemputnya di bandara saat datang ke Jakarta. Ia sempat melontarkan guyonan ke Artidjo saat melihat mobilnya. “Ini mobil seru amat nih bang.” Artidjo, kata dia, lantas menjawab: “Iya ini uangnya baru cukup dari MA Rp 75 juta dan saya carikan mobil dan dapatnya ini,” kata dia.
Mantan Dewan Penasehat KPK Budi Santoso juga menceritakan mengenai sopir Artidjo Alkostar. Budi mengatakan Artidjo selalu menyuruh sopir untuk pulang ke rumah setelah mengantarkannya ke Mahkamah Agung. Artidjo, kata dia, khawatir sopirnya bakal didekati oleh makelar kasus. “Dan sopirnya sangat bangga menjadi sopir Artidjo,” ujar Budi.
Baca juga: Deretan Kasus Besar dengan Vonis yang Diperberat Artidjo Alkostar