Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menanti Kiprah Gubernur Mahyeldi di Sudirman 51

image-gnews
Amrizal Rengganis.
Amrizal Rengganis.
Iklan

PADANG-Dalam idiom militer dikenal istilah tour of duty and tour of area. Kira-kira artinya adalah peralihan tugas dan peralihan tempat bertugas. Dalam kaba (cerita Minang yang didendangkan) sering pula diungkapkan : kaba baraliah hanyo lai, sungguah baraliah sinan juo. Jadi pada hakekatnya yang beralih hanya tempat, yang tidak berubah tugas itu sendiri. 

Menjadi Kepala Daerah sesungguhnya adalah tugas atau duty. Prinsip-prinsip yang berlaku untuk Kepala Daerah tidak berubah, yakni tiga hal. Pertama administratur pemerintahan, kedua administratur pembangunan dan ketiga administratur kemasyarakatan. Yang membedakan satu kepala daerah dengan kepala daerah yang lain, tentu style atau gaya kepemimpinan. 

Menurut saya, style lebih banyak karena bawaan atau bakat seseorang. Sehingga sulit membuat seorang pemimpin harus keluar dari jati dirinya yang asli. Misalnya, Ustad Mahyeldi pada dasarnya tidak seorang yang palapau, duduk berlama-lama di lapau untuk berbagi informasi dengan publik,. 

Ketika terjadi tour of duty and tour of area tentu mau tak mau akan ada yang berubah. Apa yang bisa disamakan? Yang bisa disamakan adalah tujuan luhur membangun negeri menjadi lebih baik, makmur dan sejahtera.

Tugas yang diemban Buya Mahyeldi pada prinsipnya seperti tugas Walikota Padang juga. Hanya saja areanya yang berubah. Dari hanya lingkup Kota Padang menjadi lingkup Provinsi Sumatera Barat. Dari Aie Pacah Kecamatan Koto Tangah, alih kantor ke Jl Sudirman 51 di pusat kota. 

Harus diakui, tugas sebagai Gubernur yang jauh lebih berat. Cakupannya menjadi luas, rentang kendali (spend of control) lebih lebar. Keberagaman masyarakat yang mesti dilayani bersama semua jajaran Pemprov Sumbar jauh lebih majemuk dari pada di Kota Padang. 

Sebagai administratur pemerintahan serta perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah (verlengstuk), Guernur dan Wakil Gubernur memerlukan dukungan dan bantuan serta kerjasama dari semua aparatur. Dukungan besar yang dibutuhkan Gubernur dan Wagub adalah dukungan politis dari DPRD. Begitu juga dukungan lembaga yudikatif dan jajaran TNI/Polri.

Ada 19 Kabupaten/Kota, memiliki 12 Bupati, 12 Wakil Bupati, 12 DPRD Kabupaten, tujuh Walikota, tujuh Wakil Walikota dan tujuh DPRD Kota. Ke-19 kabupaten dan kotaadalah para pemilik wilayah dan pemilik penduduk. Sebab secara geografis, Kabupaten/Kota lah yang memiliki wilayah dan penduduk. Dukungan Kabupaten/Kota sangat penting bagi terlaksanakanya fungsi administrator pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat Gubernur. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tugas dan fungsi sebagai administratur pembangunan, Gubernur memerlukan dukungan dari dunia usaha, perbankan, para teknokrat, dan masyarakat.

Untuk tugas dan fungsi sebagai administratur kemasyarakatan, dibutuhkan peran sentral para informal leader, tokoh masyarakat, ormas, orsos, ninik mamak, ulama, cerdik pandai, bundo kanduang, dan pemuda.

Yang tidak kalah penting para perantau Minang yang berperan dalam pembangunan di kampung halaman. Saya kira Buya Mahyeldi bersama Wakil Gubernur akan menyediakan waktu untuk senantiasa berkomunikasi dengan para perantau Minang dimanapun berada 

Apakah Gubernur dan Wakil Gubernur cukup mendapat dukungan seperti itu saja?  Beliau berharap para wartawan terus menjalankan idealisme. Teruslah mengkritik dan kabarkanlah kebaikan jika itu memang baik. Sepanjang pengetahuan saya, Buya Mahyeldi tidak alergi dengan kritik, sepanjang 10 tahun di lingkungan Pemko Padang tiap hari banyak kritik pers.

Perjalanan panjang dan cukup berliku Buya Mahyeldi dari Aie Pacah ke Jl Sudirman 51 cukup berarti dijadikan bekal pengetahuan mengayuh biduk yang lebih besar. Pengalaman bersama-sama dengan staf Pemko Padang tentu akan menjadi pengalaman berharga untuk diujikan di medan yang lebih besar dan lebih luas yakni Pemprov Sumatera Barat.

Ditulis oleh Pengurus PWI Sumbar Amrizal Rengganis

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekda Sumatera Barat, Pernah Jadi Porter dan Petinju

2 Oktober 2018

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meninjau lokasi kebakaran di lantai 2 Pasar Atas Kota Bukittinggi, 30 Oktober 2017. Api mulai terlihat menyala sekitar pukul 05.40 WIB. Tempo/Andri Faruqi
Sekda Sumatera Barat, Pernah Jadi Porter dan Petinju

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno melantik Alwis yang pernah menjadi porter bandara dan petinju sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) setempat.


Pengusaha Rusia Berminat Kembangkan Kereta Api di Sumatera Barat

13 Agustus 2018

Pembangunan rel Kereta Api (KA) Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, 19 November 2015. ANTARA/Iggoy el Fitra
Pengusaha Rusia Berminat Kembangkan Kereta Api di Sumatera Barat

Rusia sebelumnya juga tertarik untuk membangun proyek kereta api di Kalimantan Timur.


33 Barista Ikut Lomba Meracik Kopi di Monumen Jam Gadang

29 April 2018

Jam Gadang di Buki Tinggi, Sumatera Barat. TEMPO/Febrianti
33 Barista Ikut Lomba Meracik Kopi di Monumen Jam Gadang

Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengangkat kembali produk kopi lokal Bukik Apik dengan menggelar lomba meracik minum berbahan kopi.


Cerita Jokowi 3 Hari Keliling Sumatera Barat: Kehujanan dan Capek

10 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan), didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Dirut Hutama Karya, I Gusti Ngurah Putra (kiri), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (kanan), Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman (kedua kanan), dan Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni (ketiga kiri), meninjau lokasi groundbreaking tol Sumbar - Riau, di Jl Bypass Km 25, Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (9/2/2018). FOTO ANTARA
Cerita Jokowi 3 Hari Keliling Sumatera Barat: Kehujanan dan Capek

Selama 3 hari Presiden Jokowi mengunjungi lima daerah di Sumatera Barat meninjau dan meresmikan proyek pemerintah.


2023, Jokowi Targetkan Semua Tanah di Sumatra Barat Bersertifikat

8 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan para pekerja saat meninjau Kegiatan Program Padat Karta di Dharmasraya, Sumatera Barat, 7 Februari 2018. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi didampingi sejumlah pejabat termasuk Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Foto: Biro Pers Setpres
2023, Jokowi Targetkan Semua Tanah di Sumatra Barat Bersertifikat

Jokowi menargetkan semua tanah di Sumatra Barat sudah bersertifikat pada 2023.


Hari Kedua di Sumatera Barat, Jokowi Kunjungi Tiga Kabupaten

8 Februari 2018

Seorang warga menangis saat bersalaman dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tengah blusukan di Sumatera Barat, 7 Februari 2018. Presiden Jokowi melakukan blusukan untuk meninjau beberapa proyek pembangunan infrastruktur dasar perdesaan di Sumatera Barat. Foto: Biro Pers Setpres
Hari Kedua di Sumatera Barat, Jokowi Kunjungi Tiga Kabupaten

Jokowi akan bermalam di Kabupaten Tanah Datar.


Tiga Hari di Sumatera Barat, Ini Agenda Presiden Jokowi

7 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari pesawat Kepresidenan setibanya di Bandara Internasional Juanda, Jawa Timur, 3 Februari 2018. Jokowi tampil dengan mengenakan sarung untuk menghadiri Dzikir dan Doa untuk Bangsa dalam Rangka Peringatan Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo. Foto: Biro Pers Setpres
Tiga Hari di Sumatera Barat, Ini Agenda Presiden Jokowi

Presiden Jokowi akan memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang pada hari kedua di Sumatera Barat.


Raja Mangkat, Pemberian Gelar Adat Minangkabau Jokowi Ditunda

2 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPD Irman Gusman (kanan), dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (kiri) menabuh gendang tambur saat malam takbiran akbar di halaman kantor Gubernur Sumatera Barat, Padang, 6 Juli 2016. ANTARA/Iggoy el Fitra
Raja Mangkat, Pemberian Gelar Adat Minangkabau Jokowi Ditunda

Pemberian gelar adat Minangkabau pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang rencananya dilakukan pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2019 ditunda.


Sumatera Barat Akan Galakkan Razia Mobil Mewah, Ini Tujuannya

5 Desember 2017

Ilustrasi Operasi Zebra/Razia. ANTARA FOTO
Sumatera Barat Akan Galakkan Razia Mobil Mewah, Ini Tujuannya

Mobil yang bisa dikategorikan mobil mewah, menurut dia, adalah yang memiliki pajak kendaraan di atas Rp 4 juta per tahun, seperti Fortuner.


Keunikan Alat Musik Tiup Limapuluh Kota

3 Desember 2017

Pemusik Grup Talago Buni, Susandra Jaya (kanan) memainkan Saluang Sirompak dalam kegiatan Payakumbuh Botuang Festival (PBF) 2017 yang digelar di Panorama Ampangan Payakumbuh Sumatera Barat, Sabtu malam (2/12). Saluang Sirompak merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Minangkabau asal daerah Taeh Kabupeten Limapuluh Kota yang memiliki nada minor dengan 5 tangga nada yang dimulai dari sol la do re mi. (Antara Sumbar)
Keunikan Alat Musik Tiup Limapuluh Kota

Saluang Sirompak dan Sampelong merupakan alat musik tiup tradisonal asal Kabupaten Limapuluh Kota memiliki keunikan tersendiri