INFO NASIONAL -- Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigadir Jenderal TNI dr. Nana Sarnadi, Sp. OG., M.M.R.S., mengatakan, Kementerian berperan aktif dalam penangangan pandemi dengan meningkatkan kemampuan Rumah Sakit Dr. Suyoto sebagai rujukan pasien Covid-19.
“Kami diinstruksikan menyiapkan dan meningkatkan prasarana penanganan Covid-19 sesuai Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019,” ujarnya, Rabu, 10 Februari 2021.
Baca Juga:
Nana menuturkan selama pandemi RS Dr. Suyoto merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 2.385 jiwa. Tindakan yang diberikan harus cepat dan tanggap kepada pasien corona. Tingkat kesembuhan mencapai 91,5 persen. Adapun tingkat kematian pasien Covid-19 mencapai 0,7 persen dari jumlah yang dirawat. “Beberapa pasien yang mengalami kerusakan paru harus melakukan recovery yang panjang,” katanya.
Semula daya tampung RS Dr. Suyoto untuk pasien Covid-19 hanya 220 tempat tidur, dan meningkat menjadi 260 tempat tidur. Fasilitas itu meliputi 188 tempat tidur pasien rawat inap, 67 tempat tidur ruangan bertekanan negatif, lima tempat tidur ruang perawatan ICU. Guna memberikan pelayanan prima untuk pasien corona, rumah sakit juga menambah dokter, bidan, perawat, petugas radiologi, psikologi, kesehatan masyarakat, analisa kesehatan hingga farmasi.
Tenaga medis selain berasal dari RS Dr. Suyoto juga dari kalangan Relawan Komponen Pendukung Pertahanan Negara Bidang Kesehatan. Pada gelombang pertama ada penambahan 293 tenaga kesehatan dan 55 orang pada gelombang kedua.
Baca Juga:
Selain mengobati pasien penderita corona, RS Dr. Suyoto juga aktif melakukan tes dan pelacakan Covid-19. Atas dukungan Kemhan, rumah sakit ini menyediakan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dan juga alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.
Kepala RS Dr. Suyoto, Kol. Ckm. dr. Daniel Lumadyo Wartoadi, Sp.Rad., mengatakan, pasien yang terindikasi mengidap corona harus diberikan penanganan yang cepat. Selain kecepatan penanganan, kenyamanan pasien menjadi prioritas rumah sakit. “Karena banyak pasien Covid-19 ketika sudah dinyatakan positif mentalnya terpuruk dan memperparah sistem imun,” ujarnya.
Daniel menjelaskan tahapan perawatan pasien terpapar corona di rumah sakit ini meliputi kedatangan di instalasi gawat darurat (IGD) untuk dilakukan assesment awal. Setelah itu, pasien yang dicurigai atau sudah terkonfimasi Covid-19 dipindahkan ke ruangan IGD khusus. Lalu tenaga medis melakukan pemeriksaan lanjutan menyangkut pengecekan darah, paru-paru dan tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).
Lebih lanjut, Daniel menjelaskan hasil permeriksaan penunjang akan dikonsultasikan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP). “Setelah itu akan ditentukan pasien akan masuk perawatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, seperti positif Covid-19 atau hanya suspect,” tuturnya.
Apabila hasil tes RT-PCR dinyatakan positif, kata Daniel, maka pasien akan menjalani perawatan. Namun jika negatif dan tidak ada keluhan, pasien diperbolehkan pulang dan melakukan isolasi mandiri. "Jika hasil tes negatif dan masih mengalami keluhan, pasien dipindahkan ke ruang rawat non-Covid," ujarnya.
Daniel mengatakan seluruh pasien Covid-19 yang mendapat perawatan tidak dipungut biaya. Bebas biaya berlaku untuk semua warga negara Indonesia. Rumah sakit tidak membedakan asal dan latar belakang pasien. “Semua mendapatkan pelayanan yang sama,” katanya.
Guna membantu kesembuhan pasien Covid-19, RS Dr. Suyoto menyiapkan ruangan khusus ruang bersosialisasi antarpasien. Pasien didampingi psikiter untuk membangkitkan mental dan meningkatkan imun. “Ruangannya segar sekali karena dilengkapi HEPA filter,” tutur Daniel.
Suheri, 39 tahun, pasien yang telah sembuh dari Covid-19 menceritakan awal dia terkena Covid-19. Dia mengalami batuk dan sesak nafas yang hebat hingga dibawa ke rumah sakit.
Pria asal Bekasi, Jawa Barat ini sempat masuk ruang unit perawatan insentif (ICU) selama tiga hari karena kondisinya terus memburuk. Namun, seiring perawatan di RS Suyoto, kondisi Suheri berangsur pulih sehingga ia dipindah dari ruang perawatan insentif ke ruang rawat inap biasa dan akhirnya dinyatakan sembuh. “Pelayanan rumah sakit ini sangat baik,” ujarnya, Rabu, 10 Februari 2021.
Suheri yang dirawat selama 12 hari di RS Dr. Suyono karena terpapar Covid-19, Suheri mengatakan tidak mengeluarkan sama sekali biaya perawatan maupun untuk membeli obat. Dari pengalamannya ini, Suheri merasa perlu mengingatkan masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar tidak terpapar virus corona. “Kadang masih ada yang mengatakan virus corona itu hanya rekayasa, saya mengalami sendiri virus ini ada,” katanya. (*)