TEMPO.CO, Jakarta -Partai Demokrat dan nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi perbincangan di awal pekan ini.
Polemik keduanya muncul ketika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan adanya upaya kudeta partainya.
Ia menyebut ada orang di lingkaran Presiden Joko Widodo yang terlibat, yang kemudian nama Moeldoko muncul sebagai orang diduga terlibat tersebut. Berikut poin polemik Demokrat vs Moeldoko:
1. AHY umumkan ada upaya kudeta
AHY menyatakan bahwa ada gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan partai melalui kongres luar biasa. AHY menyebut ada orang di lingkaran Jokowi yang terlibat.
Menurut AHY para pimpinan dan kader yang melaporkan gerakan itu merasa tidak nyaman. Bahkan, kata dia, ada yang menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketua Umum.
2. Muncul nama Moeldoko
Politikus Demokrat Rachland Nashidik kemudian menyebut nama Moeldoko ikut terlibat. Moeldok disebut sebagai salah satu pelaku gerakan yang berusaha mendongkel kepengurusan partainya.
Baca juga : Dituding Aktor Kudeta Demokrat, Darmizal Akui Sering Bertemu Moeldoko
"Yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, mohon maaf, yaitu Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko," kata Rachland dalam keterangannya, Senin, 1 Februari 2021.
Rachland menjelaskan, partainya menerima laporan dan aduan dari banyak pemimpin dan kader di pusat maupun daerah tentang adanya gerakan dan manuver politik yang dilakukan sejumlah kader dan eks kader Demokrat bersama pihak eksternal.