Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keraton Yogya Soal Pemecatan Adik Sultan HB X: Bukan Dipecat, Tapi Diganti

image-gnews
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X (baju kotak-kotak) menyatakan Keraton Yogya bersih dari potensi virus corona saat kunjungan Raja Belanda pada Rabu (11/3) lalu. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X (baju kotak-kotak) menyatakan Keraton Yogya bersih dari potensi virus corona saat kunjungan Raja Belanda pada Rabu (11/3) lalu. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta merespon ihwal isu pemecatan dua adik tiri Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X. Gubernur DIY ini sebelumnya dikabarkan sejak Desember 2020 resmi mencopot dua adiknya Gusti Bendara Pangeran Hario (GBPH) Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat dari jabatan strategis sebagai kepala-kepala departemen dalam Keraton.

“Beliau (Prabukusumo dan Yudhaningrat) bukan dicopot kok, tapi diganti,” ujar Wakil Penghageng Parentah Hageng Kraton Ngayogakarta Hadiningrat Kanjeng Pangeran Yudahadiningrat yang akrab disapa Romo Nur Rabu 20 Januari 2021.

Romo Nur yang mengurusi bidang sumber daya manusia (SDM) Keraton Yogya itu menuturkan dalam surat yang diterbitkan Sultan HB X itu, Ngaso Dalem memang mengganti posisi Prabukusumo dan Yudhaningrat dengan dua anaknya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dan Bendara.

“Dicopot kan beda dengan diganti, kalau dicopot kan dipecat, beliau kan masih (bergelar) GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat, hanya jabatannya yang diganti,” ujar Romo Nur.

Baca: Sultan HB X Pecat 2 Adik Tirinya Dari Jabatan Keraton

Hanya saja, Romo Nur menuturkan tidak tahu persis apa alasan Sultan HB X mengganti jabatan yang diemban kedua adiknya itu.

“Saya tidak tahu alasannya, wong itu keputusan Ngarso Dalem, kami juga tidak diberitahu karena apa penggantian itu,” ujarnya.

Romo Nur mengatakan pergantian jabatan adalah hal lumrah di Keraton Yogyakarta dan selalu terjadi. Pihaknya menduga hal itu dilakukan juga mungkin untuk keperluan regenerasi.

Hanya, Romo Nur menuturkan, dengan penggantian jabatan kedua adik Sultan HB X itu, otomatis saat ini keduanya sama sekali tidak berada dalam struktural keraton saat ini.

“Mereka (Prabukusumo dan Yudhaningrat) kini sebagai pangeran rayi dalem (Keraton) saja, tapi tidak menduduki jabatan struktural keraton,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Romo Nur tak mengetahui, apakah kelak keduanya akan diberi jabatan baru oleh Sultan HB X untuk posisi lain. Menurutnya itu kewenangan penuh raja.

“Yang jelas sekarang ini sudah keluar dhawuh (perintah raja) kalau jabatan mereka sudah diganti,” kata dia.

Salah satu adik tiri Sultan HB X yang dicopot, GBPH Yudhaningrat, selama ini lekat dengan jabatan sebagai panglima atau perwira tertinggi Keraton atau yang mengampu sebagai Manggala Yudha Keraton.  Nur menjelaskan dalam surat itu, tak disinggung soal posisi Manggala Yudha sekarang.

“Manggala Yudha bukan jabatan struktural, jabatan itu untuk saat ada upacara Keraton seperti Grebeg dan sebagainya, maka Manggala Yudha ini yang memimpin prajurit,” ujarnya.  

Sehingga jabatan Manggala Yudha ini bisa digantikan siapapun jika pejabat bersangkutan berhalangan.

“Jadi jika ditanya apa maaih jabatan Manggala Yudha itu (untuk GBPH Yudhaningrat), jawabannya ya masih tapi tidak masuk dalam struktur Keraton,” ujarnya.

Pencopotan itu sebelumnya dinilai para adik Sultan sebagai bentuk kemarahan Sultan HB X. Hal itu dinilai sebagai buntut polemik panjang internal Keraton karena tak ada yang mendukung Sultan saat menerbitkan Sabda Raja Sultan HB X.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

12 hari lalu

Tugu Yogyakarta, pada awal dibangun pada era Sultan HB I sempat setinggi 25 meter. Dok. Pemkot Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.


Bamsoet Apresiasi Peresmian Keraton Majapahit Jakarta

13 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Peresmian Keraton Majapahit Jakarta

Menurut Bamsoet, Kraton Majapahit Jakarta adalah bentuk kebangkitan nasional bangsa Indonesia di bidang kebudayaan, demi membangun kepribadian bangsa yang berdaulat di bidang politik dan mandiri di bidang ekonomi nasional.


Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

13 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menggelar Syawalan bersama abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta Selasa (7/5). Dok. Istimewa
Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

16 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

18 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

21 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut nonton bareng atau Nobar Piala Asia U-23 2024 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Senin petang 29 April 2024. Dok.istimewa.
Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

33 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

35 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

37 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

39 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.