TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Rencana Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri, Ajun Komisaris Besar Yani mengatakan, lembaganya tengah memeriksa rekaman pengawas (CCTV) dari boarding Sriwijaya Air SJ182.
Dari rekaman CCTV itu, Tim Inafis akan lebih mudah melakukan identifikasi melalui wajah.
“Saat ini inafis sudah menampung data dari CCTV dari udara sebelum korban masuk pesawat akan dianalisis,” ujar Yani melalui konferensi pers daring pada Senin, 18 Januari 2021.
Yani menjelaskan, rekaman wajah dari kamera CCTV akan dianalisa menggunakan face recognation yang terhubung dengan data e-KTP di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil. Kemudian, hasilnya akan membantu identifikasi yang dilakukan melalui sidik jari.
Baca: 13 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi Setelah Dicocokkan dengan Data Dukcapil
"Mudah-mudahan melalui analisis CCTV yang diperoleh, bisa lebih mendukung terkait dengan kejelasan dengan data korban,” kata Yani.
Hingga 18 Januari pukul 09.00 WIB, Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, telah menerima 308 kantong jenazah. Dari ratusan jenazah itu, sebanyak 29 korban telah teridentifikasi.
Pesawat Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada 9 Januari 2021. Pesawat Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
ANDITA RAHMA