TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat yang ikut berkerumun menyambut pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta dan sejumlah agenda yang digelar Rizieq dalam dua pekan terakhir, untuk segera mengisolasi diri.
"Kami mengimbau bagi masyarakat yang ikut kegiatan di Bandara Soekarno-Hatta, Petamburan, Tebet, dan Megamendung untuk segera melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhammad Budi Hidayat dalam konferensi pers virtual, Ahad, November 2020.
Acara yang dimaksud Budi adalah penyambutan kedatangan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa, 10 November 2020. Lalu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat, 13 November 2020. Pada hari yang sama, Rizieq menghadiri acara di kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, yang juga menimbulkan kerumunan massa.
Sehari setelah itu, Rizieq membuat acara pernikahan putrinya sekaligus menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW yang mengundang kerumunan di Petamburan. Acara-acara tersebut di atas menimbulkan kerumunan massa yang besar dan menyebabkan munculnya klaster baru penyebaran Covid-19.
Sejauh ini, sudah ada 30 kasus positif di klaster Petamburan dan 50 kasus positif di Tebet.
Kemenkes juga mengimbau kepada masyarakat yang merasa melakukan kontak erat dengan mereka yang ikut kegiatan tersebut di atas untuk melakukan isolasi mandiri.
"Pemerintah telah menyiapkan pusat karantina di Wisma Atlet. Apabila selama karantina mengalami gejala batuk, pilek, sesak napas, sakit tenggorokan, dan kehilangan indra perasa dan penciuman, segera kunjungi puskemas terdekat untuk melakukan tes usap atau PCR," ujar Budi.
Kemenkes meminta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin daerah, memberi contoh kepada masyarakat dalam menegakkan protokol kesehatan. "Kita harus bekerjasama dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19".
Sementara Kementerian Kesehatan, ujar Budi, akan terus menggiatkan pelacakan dan mempercepat uji spesimen. "Kami melakukan tracing dengan rasio 1:30 (1 pasien berbanding 30 kontak erat) dan memperketat pengawasan," ujarnya.