“Kebanyakan yang dicuri adalah kabel telepon,” kata Dwi Heriyanto, General Manager Telkom Kandatel Solo yang membawahi wilayah eks karesidenan Surakarta dan Karesidenan Pati. Kabel telepon menjadi incaran pencuri karena terbuat dari tembaga. “Harga tembaga di pasaran saat ini cukup mahal,” kata Dwi Heriyanto.
Kasus kehilangan kabel telepon terbanyak terjadi di daerah Klaten, yang dalam setahun ini terjadi kehilangan kabel telepon hingga 37 kali dalam tahun ini. Bahkan karena ketidaktahuan, pencuri sempat menggali dan memotong kabel bawah tanah. “Padahal yang digali adalah kabel serat optic,” kata Dwi. Meski tidak jadi di curi, namun pemotongan tersebut menyebabkan kerugian yang cukup besar karena menimbulkan kerusakan jaringan. Sedangkan di Blora, selain kehilangan kabel listrik, pihak Telkom juga sempat kehilangan satu buah tiang listrik yang dicuri dengan cara digergaji.
Kehilangan aset kebanyakan terjadi di lokasi yang jauh dari pemukiman. Meskipun patroli rutin dan alarm telah dipasang sebagai langkah antisipasi, namun kehilangan kabel telepon masih terus terjadi hingga saat ini.
Akibat kehilangan asset tersebut, pihak Telkom Kandatel Surakarta mengalami kerugian hingga Rp 829,6 juta pada tahun ini. Nilai tersebut belum termasuk kerugian yang diderita oleh masyarakat akibat terputusnya sarana komunikasi. Dalam tujuh kasus kehilangan kabel selama September misalnya, membuat 1.560 ribu satuan sambungan telepon (SST)menjadi terganggu.
Sebagai langkah antisipasi, pihak Telkom kini melakukan koordinasi secara intensif dengan pihak kepolisian. “Baik nasional hingga ke kepolisian sektor di daerah,” kata Dwi Herianto. Selain itu pihaknya juga akan terus mengembangkan pemasaran jaringan komunikasi nirkabel.
Ahmad Rafiq