TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan seks bebas merupakan perilaku menyimpang yang tidak patut dilakukan.
"Khususnya di kalangan generasi milenial, yakni para remaja dan pemuda. Remaja Indonesia harus terselamatkan dari dampak buruk globalisasi tersebut," kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 4 November 2020.
Pernyataannya itu menanggapi anggota DPD asal Bali yang menyampaikan bahwa perilaku seks bebas diperbolehkan asal menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom.
Muhadjir menyatakan bahwa perilaku seks bebas bukanlah budaya Indonesia dan bertentangan dengan nilai dan norma susila bangsa Indonesia. "Perilaku tersebut merupakan merupakan budaya barat yang bertentangan dengan nilai dan norma ketimuran yang dianut bangsa Indonesia," katanya.
Meski seks bebas bertentangan dengan budaya bangsa, Muhadjir mengakui bahwa faktanya perilaku seks bebas remaja di Indonesia cukup mengkhawatirkan.
Survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan pada Oktober 2013 menemukan sebanyak 63 persen remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun orang sewaan dan dilakukan dalam hubungan yang belum sah.
Sementara, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 (dilakukan per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2 persen remaja wanita usia 15-24 tahun dan 8 persen remaja pria di usia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan 11 persen di antaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Menurut Muhadjir, perilaku seks yang tidak lazim itu akan menimbulkan dampak mental, psikis, dan kesehatan reproduksi remaja. Sehingga, perlu penanganan menyeluruh untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut.
"Mulai dari orang tua dan keluarga, sekolah, pemerintah, serta oleh remaja itu sendiri. Ini merupakan tugas kita bersama," ujar Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir juga menilai perlunya refleksi moral dari ajaran agama dan penanaman nilai dan norma susila untuk menangkal perilaku menyimpang tersebut. Orang tua, lingkungan terdekat anak, hingga sekolah berperan penting membentuk kepribadian dan kehidupan remaja yang bermoral.
"Dengan begitu, niscaya generasi muda kita akan menjauhi perilaku seks bebas dan memahami bahwa perilaku itu adalah hal yang buruk yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang kita anut," ucapnya.