TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan hasil kajian ada 14 kecamatan rawan dilanda kekeringan saat musim kemarau sehingga menjadi perhatian BPBD. "Kami telah mendata dari 42 kecamatan ada 14 kecamatan, semuanya merata di Garut tengah, selatan, dan utara rawan kekeringan saat kemarau," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Agus Sopyan di Garut, Rabu 22 Juli 2020.
Ia menuturkan, BPBD Garut telah melakukan kajian dan berkoordinasi dengan pemangku kebijakan atau dinas terkait untuk mengantisipasi dan menanggulangi daerah yang akan terdampak kekeringan saat kemarau.
Seperti ancaman kekeringan pada sektor pertanian, kata Tubagus, BPBD Garut melaporkannya ke Dinas Pertanian, untuk selanjutnya dinas tersebut melakukan langkah antisipasi termasuk teknisnya. "Nanti dinas pertanian akan menginventarisir daerah mana saja yang biasa dan akan ditanggulangi," katanya.
Tubagus menyampaikan, selain ke dinas pertanian, persoalan ancaman kekeringan juga dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Garut terkait saluran air maupun pemanfaatan irigasi di daerah rawan terdampak kekeringan.
Salanjutnya, kata dia, BPBD Garut berkoordinasi dengan Dinas Sosial, PDAM maupun Dinas Pemadam Kebakaran untuk bersiap mendistribusikan air bersih ke daerah pemukiman penduduk yang mengalami kekeringan.
"Dalam menghadapi musim kemarau ini, kami dari BPBD dan dinas terkait lainnya seperti PDAM, Dinas Damkar siap untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga," katanya.
Ia menambahkan, upaya lain dalam mengatasi kekeringan di Garut pada musim kemarau, yakni dengan menerapkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan air di masyarakat.
ANTARA