TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi akan mendalami alasan Bupati Kutai Timur Ismunandar membawa beberapa buku tabungan berisi duit miliaran rupiah. Menurut KPK, tindakan itu mencurigakan.
"Motif membawa tabungan belum kami gali lebih dalam, tapi setidaknya dalam hal kewajaran buat apa berangkat jauh-jauh menyiapkan semua buku tabungan yang ada saldonya," kata Deputi Penindakan KPK, Karyoto di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2020.
Rekening buku tabungan yang disita KPK diduga merupakan tempat menampung duit suap dari sejumlah rekanan proyek. Saldo di buku tabungan itu cukup besar. Namun, belum bisa diketahui tujuan buku itu dibawa. "Motifnya apa, sedang kami dalami," ujar Karyoto.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengatakan tujuan Ismunandar datang ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan sosialisasi pencalonan sebagai calon Bupati Kutai Timur 2021-2024.
KPK tidak menyimpulkan ada kaitan kasus korupsi ini dengan pencalonan Ismunandar. "Kami tidak dalam posisi menyikapi apakah ini kaitannya dengan kampanye dan lain sebagainya," kata Nawawi.
Dalam operasi tangkap tangan yang digelar Kamis, 2 Juli 2020 ini, KPK menangkap 16 orang. Tujuh orang di antaranya, termasuk Bupati Kutai Timur Ismunandar dan Ketua DPRD Encek Unguria Riarinda Firgasih ditetapkan menjadi tersangka kasus suap proyek. Tiga dari yang jadi tersangka itu adalah kepala dinas.
Dalam operasi itu, KPK menyita duit tunai Rp 170 juta, buku tabungan bersaldo Rp 4,8 miliar dan deposito senilai Rp 1,2 miliar.