TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas responden Tempo mengatakan tidak setuju jika pemerintah membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan tatap muka dalam waktu dekat terkait penerapan new normal atau tatanan normal baru.
Ini terkait dengan rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terkait penerapan tatanan normal baru atau new normal di dunia pendidikan.
“Sebanyak 784 responden menyatakan tidak setuju jika pemerintah membuka kembali kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka dalam waktu dekat,” begitu hasil jajak pendapat yang digelar Tempo.co dari 1 – 8 Juni 2020.
Survei ini juga mencatat hanya 193 responden yang mengatakan setuju dengan wacana itu. Sedangkan sebanyak 9 responden mengaku tidak tahu.
Seperti diberitakan, pemerintah berencana menerapkan tatanan baru normal terkait kegiatan publik saat penanganan wabah Covid-19 ini.
Ini artinya pemerintah akan mulai mengurangi pembatasan kegiatan publik seperti bisnis, pendidikan dan transportasi yang diatur dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menghentikan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka sejak Maret 2020 karena penyebaran Covid-19.
Ini dilakukan karena ada kekhawatiran wabah Covid-19 atau virus Corona ini akan menyebar ke sekolah dan menular ke siswa.
Soal wacana penerapan tatanan normal baru dalam kegiatan lembaga pendidikan ini, Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, mengatakan pemerintah perlu menundanya.
Basarah, seperti dilansir Tempo.co, mengutip pernyataan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI yang mengatakan ada 800 anak Indonesia terpapar Covid-19 hingga akhir Mei 2020.
“Jika belajar secara online masih bisa, sebaiknya sektor pendidikan tidak terburu-buru mengikuti kondisi new normal,” kata Basarah, Ahad, 31 Mei 2020.
Dia mengatakan pemerintah sebaiknya menaruh perhatian besar pada keselamatan peserta didik.
Basarah mencontohkan pemerintah Korea Selatan kembali meliburkan 838 sekolah pada Jumat, 29 Mei 2020, setelah kasus Covid-19 di Ibu Kota Seoul melonjak kembali.