TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meminta perdebatan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma dalam penanganan pandemi Covid-19 tak ditarik ke persoalan politik.
"Tidak relevan sekarang kalau antarkepala daerah ada sedikit masalah menangani Covid-19 dikait-kaitkan dengan soal politik, apalagi ditarik ke parpol asal," ujar Doli ketika dihubungi, Ahad, 31 Mei 2020.
Doli sekaligus menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto ihwal perdebatan Risma dan Khofifah. Hasto sebelumnya meminta Khofifah dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur lebih bijak dalam prioritas kebijakan.
Hasto juga menyinggung ihwal rivalitas politik dan ego kepemimpinan. Menurut Hasto, dua hal itu tak perlu dihadirkan dalam penanganan Covid-19.
Doli mengatakan semua pihak harusnya ikut menenangkan situasi. Dia berharap, Risma dan Khofifah tak terpancing untuk meneruskan perdebatan mereka ke masalah-masalah politik. "Tidak relevan lah, toh semua partai politik ikut membantu pemerintah untuk meringankan masyarakat," ujar Doli.
Doli lantas meminta Risma dan Khofifah menyudahi silang pendapat di antara mereka. Ia berujar, keduanya sebaiknya fokus saja terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing, terlebih Jawa Timur dan Surabaya saat ini mengalami kenaikan jumlah kasus.
Menurut Doli, dalam situasi krisis menghadapi pandemi Covid-19 dibutuhkan kerja sama semua pihak. Para pemimpin harus membangun sinergi dan semaksimal mungkin menghindari konflik. Menurut Ketua Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat ini, energi yang ada sebaiknya digunakan untuk membantu masyarakat menangani krisis pandemi.
"Kalau memang ada kebutuhan fasilitas (tetapi) yang dimiliki terbatas ya memang harus dibagi-bagi, harus digilir, dibagi-bagi kesempatannya untuk gunakan fasilitas itu," ujar Doli.
Silang pendapat antara Khofifah dan Risma itu bermula dari persoalan dua mobil lab tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang bergeser dari Surabaya ke Lamongan dan Tulungagung. Melalui video yang viral di media sosial, Risma terlihat marah-marah kepada seseorang lewat telepon karena kejadian tersebut.
Risma mengaku kecewa lantaran dua unit mobil PCR bantuan Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB) untuk Surabaya, dibawa ke Tulungagung dan Lamongan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Adapun menurut Khofifah, dua mobil lab tes PCR bantuan BNPB itu memang sudah seharusnya bergeser dari Surabaya. Khofifah juga mengatakan mobil lab tes dari BNPB dihibahkan untuk Provinsi Jawa Timur. Adapun Surabaya mendapat dua unit mobil serupa dari Badan Intelijen Negara (BIN).