TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) membentuk layanan konsultasi kesehatan jiwa. Tujuannya untuk mengantisipasi dampak pandemi COVID-19 pada kualitas kesehatan mental masyarakat akibat kehidupan sehari-hari yang menjadi serba tidak menentu.
“Orang yang mulai terganggu dengan kegelisahan harus didampingi dan dibimbing oleh ahli yang mengerti, sehingga tidak berakhir pada kondisi yang lebih parah, melebihi masalah akibat virus corona itu sendiri,” papar Kepala KSP Moeldoko dalam rapat mengenai Sistem Layanan Nasional untuk Kesehatan Jiwa Selama Masa Pandemi COVID-19, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa, 21 April 2020.
Moeldoko mengatakan banyak aktivitas rutin yang harus disesuaikan, bahkan dihentikan sementara waktu akibat kebijakan tinggal di rumah dan bekerja secara jarak jauh. Terlebih dengan banyaknya kabar buruk dan rumor yang serba tidak pasti kebenarannya.
Atas dasar itu, kata Moeldoko, KSP berinisiatif untuk membuat sistem layanan nasional untuk kesehatan jiwa. "Saya menginginkan adanya satu sistem layanan nasional yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan pendampingan,” ujarnya.
Moeldoko juga menjelaskan, masalah kesehatan jiwa selama masa pandemi COVID-19 mendapat perhatian dari Presiden Jokowi dan menjadi pembahasan dalam rapat terbatas. Nantinya layanan kesehatan mental tersebut mencakup tiga langkah strategis yaitu edukasi publik, konsultasi awal, dan pendampingan.
Moeldoko mengajak berbagai pihak untuk dapat berkontribusi bersama dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan jiwa masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Gugus Tugas Himpunan Psikologi Indonesia untuk COVID-19, Andik Matulessy, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan tenaga psikolog yang akan memberikan training of trainer (ToT) dan para relawan dari kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi yang akan mendukung program ini.
Menurut Andik, sudah tersedia Standard Operation Procedure (SOP) pelayanan konsultasi secara berjenjang dan panduan konten untuk konsultasi. “Kita akan menggunakan hotline dan aplikasi," jelas Andik.