TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) M Rohanudin mengatakan, tingkat kepemilikan radio kini bertambah selama wabah Covid-19.
“Banyak laporan kepala stasiun di seluruh Indonesia melaporkan para pendengar, bapak, ibu, anak sekolah bersama-sama membeli radio di pasaran,” kata Rohanudin dalam konferensi pers streaming di akun Youtube BNPB Indonesia, Selasa, 14 April 2020.
Rohanudin mengatakan, RRI turut mengambil peran dalam wabah Covid-19. Pertama, menghadirkan program khusus yang diberi tajuk belajar di Programa 2. Kemudian, RRI juga menjadikan Programa 3 sebagai saluran yang dikhususkan untuk layanan siaran nasional khusus isu Covid-19.
“Mengudara 24 jam, 90 persen konten siaran berupa layanan Covid-19,” katanya.
Untuk program belajar di Programa 2 diciptakan oleh RRI dalam masa-masa Covid-19. Program diselenggarakan tiap Senin-Jumat mulai pukul 10-11 waktu setempat. Isi siarannya menghadirkan para guru sekolah mengajar, bisa hadir di studio maupun rumah by phone, dan interaktif tanya jawab.
Rohanudin mengatakan, belajar di radio adalah cara efektif dan lebih interaktif dibanding belajar secara online. Sebab, kelebihan radio yang auditif dapat menghidupkan teater of mind anak-anak sekolah.
“Program belajar di Pro2, sebuah strategi menjalin emosional guru dan murid tetap terjalin secara mesra. Guru dapat mengambil kesempatan untuk memasukan pesan atau cara menghindari serangan virus corona,” kata dia.
Sejak mulainya program belajar pada 26 Maret-9 April 2020, kata Rohanudin, sudah 715 sekolah yang terdiri dari SD, SMP, dan SMA berpartisipasi pada program tersebut.