TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani menilai Glenn Fredly Deviano Latuihamallo sebagai musisi yang jelas berpihak pada kemanusiaan dan hak asasi manusia atau HAM. Pria kelahiran 30 September 1975 tersebut selama hidupnya aktif mengikuti kampanye dan advokasi yang dilakukan KontraS.
"Di antaranya, Glenn Fredly menjadi salah satu seniman yang mengisi Sekolah HAM KontraS. Melalui musik dan pandangannya, Glenn menyampaikan pentingnya keterlibatan anak muda dan masyarakat dalam promosi atau menyuarakan HAM apapun latar belakangnya," kata Yati kepada Tempo, Rabu petang, 8 April 2020.
Yati melanjutkan, Glenn juga selalu memberikan dukungannya untuk penuntasan kasus pembunuhan aktivis pejuang HAM, Munir Said Thalib. Keponakan dari Raymond J. Latuihamalo itu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang digelar untuk menagih janji pemerintah menyelesaikan kasus ini. Raymond sendiri merupakan salah satu saksi kunci kasus pembunuhan Munir.
"Termasuk peresmian Munirpad dan pendirian Omah Munir, Glenn Fredly ikut terlibat," kata Yati.
Selain kasus Munir, Yati berujar Glenn memberikan dukungannya dalam kasus penghilangan paksa 1997/1998. Dukungan diberikan langsung kepada orang tua korban yang terus menantikan kepastian nasib anak-anak mereka.
"Dengan sukarela, Glenn bersama kami mengunjungi orang tua Bimo Petrus di Malang dan Ucok Munandar Siahan di Depok untuk menunjukkan dukungannya kepada keluarga korban," ujar Yati.
Yati mengatakan, Glenn Fredly juga selalu memberikan perhatian khusus untuk nasib Indonesia di bagian timur. Ia terlibat dalam kampanye perdamaian dan HAM untuk Indonesia Timur atau Voice of the East (VOTE) bersama KontraS dan berbagai organisasi lainnya.
"Ia juga terlibat dalam kampanye pembebasan tahanan politik Papua dan Maluku," ujar Yati.
Yati menambahkan, dukungan Glenn juga diberikan untuk pembebasan aktivis yang ditangkap dalam demonstrasi, September tahun lalu. Bersama dengan masyarakat sipil lain, Glenn juga menyuarakan perlindungan hak atas kebebasan beribadah di Gereja Yasmin yang ditutup paksa. Dia juga kerap terlibat dalam kampanye perdamaian di Ambon.
"Keberpihakan dan kesetiaannya pada HAM adalah rahmat atau kasih tulus yang diberikannya untuk kemanusiaan. Semoga menjadi kebaikan yang abadi untuknya dan semua cita cita-cita kemanusiaan dan keadilan di negeri ini. Selamat jalan Glenn Fredly, dari kami di KontraS," ujar Yati.
Glenn Fredly meninggal dalam usia 44 tahun di Rumah Sakit Setia Mitra, Fatmawati, Jakarta Selatan pada Rabu 8 April 2020, pukul 18.00. Suami dan ayah dari Mutia Ayu dan Gewa itu meninggal karena sakit radang selaput otak atau meningitis.
M YUSUF MANURUNG