Sujiatmi membesarkan Jokowi hingga lolos Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. "Cita-citanya waktu itu kalau enggak pengusaha mebel, ya, jadi administrator, alas (hutan)," kata Sujiatmi.
Karena itu, Sujiatmi bingung ketika pada 2005 Jokowi minta izin untuk terjun ke dunia politik, padahal bisnis mebel anak lelakinya itu sedang jaya-jayanya. Jokowi mohon doa restu untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Solo. Terkejut, Sujiatmi minta Jokowi menjelaskan motivasinya. "Kalau mau kaya, jangan jadi wali kota," kata Sujiatmi.
Dia lalu menganjurkan Jokowi menunaikan umrah untuk memastikan pilihannya itu. Sepulang umrah, Jokowi menemui ibunya dan memastikan siap maju. Sujiatmi akhirnya merestui anaknya maju.
Ia mengingatkan Jokowi harus ikhlas mengeluarkan uang untuk mengongkosi pencalonan. Uang yang keluar tak boleh diminta. "Dengan begitu, jabatan pemimpin akan amanah," kata
Sujiatmi.
Jokowi setuju. Keduanya berembuk. Uang tabungan yang rencananya jadi modal membuat pompa bensin akhirnya dipakai untuk ongkos kampanye. Hasilnya, berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo, Jokowi menang.
Sejak saat itu, karir politik Jokowi melejit dengan mulus. Dua kali menjadi Wali Kota Solo kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kini menjadi Presiden RI selama dua periode. Dalam perjalanan politiknya, Jokowi mengaku selalu berdiskusi dan meminta restu dengan sang ibunda.
"Karena saya pernah nabrak apa yang dilarangnya. Hasilnya memang tak berkah, malah gagal total," kata Jokowi seperti dikutip dalam laporan khusus Majalah Tempo berjudul "Setelah Restu Ibu".