TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan menunda sejumlah agenda budaya yang sudah disiapkan pemerintah, lembaga, maupun kelompok masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Yogyakarta.
Sultan antara lain meminta upacara tradisi Keraton seperti Tingalan Jumenengan atau peringatan kenaikan tahta yang hendak digelar Maret ini ditunda. Selain itu, ia juga meminta acara Selasa Wage atau hari saat Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor untuk menjadi jalur semi pedestrian ikut ditunda sementara.
Sebab biasanya saat Selasa Wage itu di jalanan Malioboro akan penuh kegiatan budaya dibuat masyarakat dan pemerintah serta menjadi titik kumpul massa besar. Dia meminta acara-acara budaya yang direncanakan itu sementara bisa diganti dengan gerakan pencegahan seperti pembersihan wilayah masing-masing.
“Saya berharap aktivitas yang terpusat seperti di Selasa Wage itu juga bisa diubah menjadi aktivitas (lebih internal) seperti bersih desa di kampung atau desa masing-masing,” ujar Sultan usai menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau Forkominda DIY di Komplek Kepatihan Yogyakarta Senin, 16 Maret 2020.
Pemerintah DIY belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan isolasi wilayah atau lockdown untuk merespon kasus Corona di Yogyakarta. “(Pembahasan sementara) kami belum mengarah pada aspek aspek (pengambilan keputusan) yang berkaitan dengan KLB dan kebijakan untuk sekolah,” Sultan.
Sultan HB X menuturkan pemerintah daerah meminta warga mengurangi aktivitas yang bisa ditunda. “Jadi aktivitas kelembagaan, perorangan, ataupun kelompok yang memungkinan bisa ditunda ya kami harapkan ditunda untuk menghindari massa,” ujar Sultan.