INFO NASIONAL — Perkembangan Kota Semarang yang cukup pesat dalam berbagai sektor beberapa tahun terakhir telah menjadi magnet bagi masyarakat. Migrasi penduduk yang besar telah membuat Kota Semarang menggeser Kabupaten Brebes sebagai daerah dengan penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Tengah.
Setelah mampu menangani berbagai masalah perkotaan seperti kekumuhan, jalan rusak, hingga rob dan banjir, Ibu Kota Jawa Tengah pun kemudian dihadapkan pada sejumlah permasalahan baru, salah satunya kemacetan. Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah Wilayah Pengembangan Kedungsepur, pada Rabu, 11 Maret 2020.
Baca Juga:
Bertempat di Gedung Industri Kreatif, Kota Lama Kota Semarang, Wali Kota Semarang menekankan jika Pemkot Semarang tidak bisa bekerja sendirian. Dirinya bahkan menyebutkan jika salah satu ruas jalan yang perlu menjadi perhatian, yaitu Jalan Brigjen Sudiarto (Majapahit) bukanlah menjadi kewenangan Pemkot Semarang.
Hendi mengungkapkan, ruas jalan itu menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 620/2 Tahun 2016 adalah tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hal itulah yang disebutkan menjadi salah satu tantangan mengelola Kota Semarang ke depan.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi bahkan secara terang-terangan memaparkan kondisi ruas jalan yang dimaksud itu kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Baca Juga:
“Jalan Brigjen Sudiarto menjadi salah satu ruas titik kemacetan, terutama kalau hujan, karena tergenang. Tapi ruas jalan tersebut adalah kewenangan Provinsi Jawa Tengah Pak Gub, permasalahannya mulai dari sedimen saluran yang tinggi, median jalan yang gersang, jalan yang perlu dilebarkan lagi, sampai trotoarnya yang perlu ditingkatkan,” ujar Hendi kepada Ganjar.
Lebih lanjut, Hendi juga meminta perhatian Ganjar untuk dapat membangun simpang susun (fly over) di Jalan Brigjen Sudiarto yang menurutnya merupakan solusi mengatasi kemacetan.
“Di sana juga ada perempatan yang menghubungkan antara arteri Soekarno Hatta ke area pemukiman berkembang di Klipang yang sangat padat,” kata Hendi.
“Sudah kami buatkan Detail Engineering Design serta Feasibility Study, dan pembangunannya sangat dibutuhkan. Biayanya tidak banyak (untuk Provinsi Jawa Tengah), sekitar 150 miliar,” ucapnya kepada Ganjar, yang langsung diiringi tepuk tangan peserta.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berdalih jika Kota Semarang telah memiliki anggaran pembangunan yang besar sebenarnya.
“Memang begitu, di mana ada daerah berkembang pasti menarik migrasi, menyemut ke daerah tersebut. Tapi uangnya Kota Semarang sudah banyak, kalau di tingkat Nasional kira-kira seperti Jakarta begitu, Jadi perlu dibantu tidak ?” kata Ganjar.
“Ya sudah dibantu karena kata Pak Hendi ini Ibu Kota Jawa Tengah, yo ono wae alesane (ya ada saja alasannya),” ujar Ganjar bercanda. (*)