TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat pada hari ini. Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea mengatakan akan memimpin langsung demonstrasi itu untuk menentang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang pembahasannya tidak melibatkan kalangan buruh.
Gani mengatakan demonstrasi itu akan diikuti puluhan ribu buruh. Namun dia menjamin aksi akan berlangsung tertib dan damai karena sudah berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. "Kami juga bekerjasama dengan Kepolisian untuk mengantisipasi penyusup dan pihak-pihak tidak bertanggungjawab," kata Andi, Rabu, 12 Februari 2020.
Putera mantan Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea itu mengungkapkan aksi buruh akan diawali dengan jalan kaki (longmarch) dari depan TVRI menuju gedung DPR dan rencananya akan diterima pimpinan DPR. Aksi besar-besaran itu dilakukan sebagai bentuk protes atas Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. "Kalau Omnibus Law mereduksi atau mengurangi kesejahteraan buruh, kami akan tolak habis-habisan."
Andi mengatakan, mereka mendesak unsur buruh masuk dalam tim pembahasan Omnibus Law. Sejak awal, kata dia, buruh tak pernah diajak bicara sehingga banyak rumor tak jelas soal rancangan undang-undang itu.
Ia menyesalkan sikap pemerintah yang tidak pernah mengajak buruh dalam menyusun draft RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan lebih banyak melibatkan pengusaha. Hingga kini, Andi mengaku belum mendapatkan draf RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. "Aksi adalah pilihan terakhir ketika seluruh cara sudah kami tempuh," ujar dia.
Puluhan ribu buruh KSPSI dari berbagai kawasan di antaranya Banten, Jawa Barat, dan Jabodetabek akan mendatangi Gedung DPR. KSPSI akan membawa beberapa tuntutan ke DPR, Pertama, unsur buruh harus masuk ke dalam tim pembahasan perumus RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, bukan hanya sebagai pendengar. Kedua, jangan sampai aturan ini justru merugikan bagi buruh.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA