TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra sekaligus anggota DPR Andre Rosiade menjelaskan ihwal keterlibatan dirinya dalam penggerebekan pekerja seks online di Padang, Sumatera Barat pada 26 Januari lalu.
"Kejadiannya hari itu saya sudah berulang kali disampaikan oleh teman-teman masyarakat ya. Kebetulan saya tanggal 26 Januari itu datang ke Padang," kata Andre di Kantor Dewan Perwakilan Pusat Gerindra, Jakarta Selatan, pada Selasa, 11 Februari 2020.
Ketika itu, Andre mengklaim melihat secara langsung transaksi penyewaan PSK melalui aplikasi pesan MiChat. Informasi tersebut kemudian Andre laporkan ke Kepolisian Daerah Sumatera Barat.
"Mereka kirim tim Siber untuk bertemu dengan saya, dan saya perkenalkan dengan masyarakat yang melapor," kata Andre.
Berbekal laporan itu, polisi melakukan penggerebekan di sebuah hotel berbintang di Padang. Di sana, aparat menangkap seorang PSK dan muncikarinya.
Andre pun mempertanyakan letak di mana ia menyalahi wewenang. Sebab, ia merasa dalam kasus ini, ia hanya berperan menyampaikan informasi dari masyarakat saja.
"Yang menangkap itu polisi. Bukan saya, tapi saya terima aspirasi masyarakat. Saya tidak ikhlas kampung saya diazab sama Allah kalau kemaksiatan merajalela," kata Andre.
Namun, keikusertaan Andre dalam penggerebekan itu menuai kritik lantaran diduga menjebak pekerja seks daring tersebut. Alhasil, ia pun kini tengah menjalani pemeriksaan oleh Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra hari ini. Ia juga rencananya akan diperiksa oleh Mahkamah Kehormatan Dewan atau MKD.