TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan semua pemerintah daerah menanam vetiver atau yang biasa disebut akar wangi untuk mencegah longsor. Menurut Jokowi, merehabilitasi lahan dengan menanam pohon-pohon lebih efektif untuk mencegah longsor daripada hanya membangun fisik saja.
"Tanam vetiver, akar wangi. Vetiver bukan Vety Vera, ya. Beda itu," ujar Jokowi sambil berkelakar dalam acara Rakornas BNPB di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Jawa Barat, pada Selasa, 4 Februari 2020. Vety Vera yang dimaksud Jokowi adalah biduan dangdut yang ngetop di era 1990-an.
Vetiver merupakan tanaman sejenis rumput dari India, termasuk dalam famili Poaceae dan sekeluarga dengan sereh atau padi. Sekalipun berjenis rumput, veriviter memiliki akar yang menghunjam hingga kedalaman 2-2,5 meter. Tak pelak, vetiver menjadi pilihan terbaik untuk ditanam di lahan bekas hak guna usaha (HGU) yang telah digunduli, tanpa reboisasi.
"Bayangin, kalau tiga tahun, akarnya bisa 3 meter," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, saat ini baru Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sudah memesan bibit vetiver. "Jawa Barat butuh 50 juta bibit kata Pak Ridwan Kamil. Beliau langsung pesan. Saya bilang separuh (dana) sendiri, separuh dari pusat. Jangan semua dari pusat," ujar Jokowi.
"Bibit ini murah sekali. Satu batang hanya Rp 2.000 rupiah," lanjut Jokowi.
"Mahal pak, mahal," teriak sebagian peserta Rakornas yang hadir.
"Siapa yang bilang mahal? Maju sini saya beri sepeda. Mahal, mahal. Dua ribu aja mahal. Daerah siapin, nanti pusat ikut bantu. Dua ribu doang," ujar Jokowi.