TEMPO.CO, Jakarta - Penggeledahan Kantor DPP PDI Perjuangan oleh KPK yang gagal terus menuai sindiran. Kali ini, KPK disebut seperti rombongan grup lawak Srimulat.
“KPK tak ubahnya seperti rombongan srimulat, mau menggeledah pakai woro-woro dulu,” kata Direktur Center for Media and Democracy LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) Wijayanto dalam keterangannya di Jakarta pada Senin, 20 Januari 2020.
Sindiran Wijayanto muncul karena KPK menunda penggeledahan di Kantor DPP PDIP hampir seminggu lamanya. Selain itu, rencana penggeledahan juga diumumkan di media.
“Ini kenyataan yang ironis dan menggelikan."
KPK batal menggeledah salah satu ruangan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Kamis, 9 Januari 2020.
Penggeledahan ini terkait dengan kasus suap yang menyeret Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan kader PDIP Harun Masiku.
Rencana penggeledahan kandas karena dianggap tak ada izin dari Dewan Pengawas KPK.
Tapi di hari yang sama, Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar memastikan penggeledahan pasti akan dilakukan. "Kalau sprindik sudah terbit. dan mungkin besok penyidikan, pasti mereka akan menggeledah."
Wijayanto berpendapat sejak awal telah muncul kekhawatiran tentang komitmen Ketua KPK Firli Bahuri dalam pemberantasan korupsi.
Firli tidak hanya dinyatakan memiliki masalah kode etik, namun juga dianggap terlalu dekat dengan PDIP.
Firli membantah semua tuduhan itu. Namun, bagi Wijayanto, lambannya KPK dalam melanjutkan penyidikan terhadap kader PDIP Harun Masiku justru membuktikan kekhawatiran itu memang beralasan.