TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet bakal maju sebagai calon ketua umum Golkar di musyawarah nasional pada 3-5 Desember mendatang. Bamsoet mengaku telah mengkalkulasi kekuatan dan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan dirinya dicopot dari kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat.
"Tentu kalau soal ancam-mengancam itu bisa saja ya. Ketua MPR dicopot menteri juga bisa dicopot kan begitu kalau mau kalkulasi, tapi tidak seperti itu. Saya maju karena amanah partai," kata Bamsoet, akhir pekan lalu.
Bamsoet menyatakan salah satu alasannya maju ialah karena Airlangga Hartarto--ketua umum Golkar inkumben--dinilainya ingkar janji. Menurut Bamsoet, Airlangga tak memfasilitasi para pendukungnya di kursi pimpinan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat.
Merujuk pada Pasal 17 Undang-undang MD3, pimpinan MPR bisa berhenti dari jabatannya apabila (a) meninggal dunia, (b) mengundurkan diri, atau (c) diberhentikan. Pimpinan MPR diberhentikan apabila (a) diberhentikan sebagai anggota DPR atau anggota DPD, atau (b) tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai pimpinan MPR.
Jika melihat ketentuan ini, Fraksi Partai Golkar yang merupakan perpanjangan dari DPP Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat bisa saja memberhentikan Bamsoet dari jabatannya.
Loyalis Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga menilai Airlangga tak akan berani mencopot Bamsoet sekarang. Kata dia, tindakan itu bisa menjadi gol bunuh diri bagi Airlangga. Namun Andi menyebut pencopotan itu mungkin terjadi jika ternyata Bamsoet kalah dalam munas dan Airlangga kembali duduk sebagai Golkar-1.
"Kalau hari ini enggak mungkin Bamsoet diberhentikan sama Airlangga. Tapi kalau Bamsoet kalah bisa jadi Airlangga memberhentikan dia. Mudah-mudahan kalau menang Airlangga tidak menunjukkan sikap seperti itu," kata Andi kepada Tempo, Senin, 24 November 2019.
Sebaliknya, Andi mengklaim Bamsoet tak berniat mengusulkan pemberhentian Airlangga dari posisi Menteri Koordinator Perekonomian, jika dirinya yang menang sebagai ketua umum Golkar. "Saya kira kalau di Bamsoet enggak pernah ada pembicaraan itu," kata Andi.