TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Nahdlatul Ulama mengubah paradigma alon-alon asal kelakon (biar lambat asal terlaksana) yang selama ini dipegang sebagai prinsip organisasi, diubah cepat namun tepat. Hal itu disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Maulid Akbar yang digelar Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis malam, 21 November 2019.
Ma'ruf juga meminta agar NU dapat terus beradaptasi dengan situasi terkini. "Paradigma alon-alon asal kelakon harus ditinggalkan. Harus perubahan cepat, tapi juga harus tepat," ujar Ma'ruf ketika memberi sambutan.
Sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo dan dia tentang Indonesia Maju, Ma'ruf mengatakan NU otomatis harus ambil bagian dalam perubahan ini. Ia berharap apa yang dilakukan oleh NU dapat memberi dampak pasti.
Sebagai mantan Rais Aam atau Dewan Penasihat PBNU, Ma'ruf meyakini hal dapat diterapkan. Berubah ke arah yang lebih baik, kata Ma'ruf, sudah menjadi watak PBNU sejak dulu. NU, kata dia, selalu dapat menjaga tradisi lama yang baik, dan mengambil hal baru yang lebih baik.
"Menurut saya itu kurang, tapi (NU) juga harus melakukan inovasi. Karena NU itu organisasi yang berinovasi, melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan tanpa berhenti, continuous improvement," kata Ma'ruf.
"Oleh karena itu, ke depan mari kita lakukan upaya perbaikan dalam segala aspek. Karena itu kita kerja terus untuk melakukan perbaikan untuk warga NU," ujar Ma'ruf.
Acara Maulid Akbar itu juga dihadiri oleh Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Ma'ruf tiba pukul 20.00 WIB. Sorak sorai riuh rendah mengiringi kedatangan Ma'ruf yang merupakan kader NU pertama yang menjadi wakil presiden.