INFO NASIONAL — Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), bersama dengan Dyandra Promosindo, dan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menyelenggarakan kegiatan Jaga Wiyata di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kemirimuka 1, Depok, Jawa Barat, Selasa, 19 November 2019. Kegiatan ini merupakan rangkaian gerakan Jaga Bhumi yang diinisiasi oleh YKRI dan Dyandra Promosindo.
"Jaga Wiyata merupakan salah satu upaya yang dilakukan YKRI untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda dimulai dari anak-anak sekolah dasar, menengah hingga mahasiswa mengenai pentingnya menjaga sumber daya alam dan lingkungan sekitar," ujar Wakil Ketua YKRI, Alexander Sonny Keraf.
Untuk mendukung gerakan Jaga Wiyata ini, ada dua program yang diusung, yakni Goes to School dan Goes to Campus. Program Goes to School ditujukan kepada siswa/i sekolah dasar yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran mencintai dan menjaga lingkungan sedari dini.
“Kami menargetkan 150 dekolah dasar di empat provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali dan Pekan Baru yang akan menerima program Jaga Wiyata ini,” kata Sonny.
Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), bersama dengan Dyandra Promosindo, dan Asia & Paper (APP) Sinar Mas menyelenggarakan kegiatan Jaga Wiyata di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kemirimuka 1, Depok, Jawa Barat pada Selasa, 19 November 2019.
Conservation Expert YKRI, Adi Suprapto, menjelaskan bersamaan dengan program Jaga Wiyata, YKRI juga mengenalkan keberadaan Kebun Raya yang ada di Indonesia. Saat ini, ada lima kebun raya dalam pengawasan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan sebanyak 41 dikelola pemerintah daerah. Kelima kebun raya tersebut, yakni Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bali, dan Cibinong Science Center.
“Kebun raya diyakini sebagai benteng terakhir pelestarian lingkungan di Indonesia,” kata Adi.
Sementara itu, Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan jika APP Sinar Mas sudah dua kali mendukung gerakan Jaga Bhumi ini.
"Dukungan kami terhadap gerakan Jaga Bhumi untuk kedua kalinya ini merupakan salah satu upaya kami dalam mendukung pelestarian lingkungan melalui rangkaian programnya, salah satunya kegiatan Jaga Wiyata yang dilaksanakan hari ini," kata Suhendra.
Dia berharap program Jaga Wiyata dapat menjadi modal para siswa sedari dini untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Sehingga makin banyak generasi mendatang yang peduli terhadap lingkungannya.
"Kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung kelestarian lingkungan salah satunya melalui gerakan Jaga Bhumi saat ini, adalah untuk menjamin kelestarian lingkungan di masa depan," ujar Suhendra.
Kali ini pada program Goes To School di SDN Kemirimuka 1 Depok, sebanyak 47 anak Kelas V antusias ikut dalam Board Games Tanaman Obat, mengisi buku panduan tentang bagaimana menjaga bumi, hingga menanam tanaman obat yakni kumis kucing, katuk, batang sereh, dan lidah buaya. APP Sinar Mas juga mengisi kegiatan Jaga Wiyata ini melalui program gerakan Ayo Menulis yang menumbuhkan kembali minat menulis generasi muda di tengah canggihnya teknologi saat ini.
Siswa Kelas V Ahmad Fauzan gembira mengikuti program ini. Menurutnya ini pertama kalinya dia bermain Board Games -tebak dan susun tanaman obat. Dia senang dapat belajar menanam batang sereh yang manfaatnya dapat menjadi bumbu dapur dan pengusir nyamuk.
Kepala SDN Kemirimuka 1 Sukarsih mengatakan program ini membuat anak-anak semakin interaktif dengan lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang digelar YKRI, Dyandra Promosindo dan APP Sinar Mas ini diharapkan berkelanjutan. Apalagi, SDN Kemirimuka 1 memiliki areal lahan yang cukup untuk apotik hidup dan dapur hidup.
“Siswa Kelas IV, V dan VI dilibatkan menjaga kelestarian tanaman yang dipelihara di pekarangan sekolah, minimal setiap hari, siswa yang piket menyirami tanamannya,” kata Sukarsih.
"Kami menyambut baik dukungan dari pihak swasta, salah satunya APP Sinar Mas dalam mendukung gerakan Jaga Bhumi yang kami inisiasi. Gerakan ini akan memberikan penekanan aksi terhadap edukasi dalam rangka menanamkan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap konservasi tumbuhan dan mengenalkan Kebun Raya sebagai sarana yang sangat tepat untuk penyelamatan plasma nutfah di Indonesia," ujar Sonny Keraf. (*)