INFO NASIONAL — Kedatangan lima orang ulama asal Jawa Barat di beberapa kota Eropa mendapat sambutan hangat masyarakat setempat.
"Karena mereka berharap kedatangan ulama ini bisa menjawab pertanyaan mereka soal Islam," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Aminudin Azis, saat melakukan video conference dengan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Selasa, 12 November 2019.
Lima orang ulama Jawa Barat yang tergabung dalam program English for Ulama, yakni Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumudin, Safitra, dan Hasan Al-Banna, mengabarkan keindahan Islam Indonesia di lima kota Eropa (London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham) sampai 14 November 2019.
Sejak tiba di London pada Senin, 4 November, mereka menerima undangan, baik dari kepala daerah, anggota parlemen, pihak kepolisian, dan komunitas keagamaan, untuk menjadi pembicara atau berdiskusi tentang keislaman.
Aminudin menuturkan, kehangatan masyarakat setempat menyambut kedatangan lima ulama Jabar sudah terlihat pada pembukaan English for Ulama.
"Pembukaan dihadiri tiga parlemen, komunitas Yahudi, dan pihak gereja setempat. Belum lagi, media di sana ikut mengabarkan kedatangan ulama Jabar," katanya.
Direktur British Council Indonesia, Paul Smith berpendapat, pertanyaan soal Islam kerap muncul karena adanya kesalahpahaman tentang nilai-nilai Islam. Maka tidak heran apabila Islam kerap dicap negatif oleh mayoritas masyarakat Benua Biru, khususnya Inggris Raya.
"Sering terjadi kesalahpahaman tentang nilai-nilai Islam. Seringkali Islam dipandang negatif dan salah. Saya percaya bahwa Indonesia punya pandangan yang lebih moderat, hangat, dan ramah soal Islam," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan bahwa misi utama kelima ulama tersebut adalah berdakwah dan berdiskusi di sejumlah kampus dan komunitas, baik muslim maupun non-muslim.
"Mereka akan menceritakan keramahan Islam Indonesia yang toleran, khususnya di Jabar. Harapannya, persepsi yang ada setelah kunjungan ini, akan membawa pengalaman dan pemahaman keislaman di Indonesia oleh Eropa menjadi baik," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil.
"Seringkali informasi tentang Islam kurang proporsional dan tidak mewakili keseluruhan. Jadi, Islam yang moderat dan damai akan direpresentasikan oleh lima ulama ini dan mereka di masa depan akan jadi duta perdamaian bagi dunia," ujarnya.
Emil menjelaskan, English for Ulama akan kembali diluncurkan tahun depan. "Harapan ke depan, program ini bisa lebih masif lagi. Mungkin bisa ditambah dan diperluas lagi wilayahnya, sehingga ini bisa jadi program berkelanjutan dan memperoleh sambutan baik dari Inggris," kata Emil. (*)