TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana mengatakan akan ada pertanyaan tentang radikalisme dalam ujian calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2019.
"Dalam tes wawasan kebangsaan (TWK), kami sudah mencoba memasukkan keinginan untuk ada soal-soal seperti ini. Tapi karena kisi-kisinya terbatas, jadi yang bisa dimasukkan juga terbatas, " kata Bima di Kementerian PAN-RB, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Bima mengatakan, pertanyaan seputar radikalisme hanya sedikit muncul dalam TWK dan tidak signifikan. "Mungkin ke depan kami ubah kisi-kisi TWK dengan memasukkan tes-tes yang lain. Jadi sekarang hanya terbatas pada apa yang ada dalam kisi-kisi," katanya.
TWK merupakan salah satu bagian dari seleksi kompetensi dasar (SKD). Selain TWK, peserta harus menjalani tes intelegensia umum (TIU) dan tes karakteristik pribadi (TKP). Pelaksanaan SKD dilakukan pada awal Februari 2020. Peserta yang dinyatakan lolos akan mengikuti seleksi berikutnya, yaitu kompetensi Bidang (SKB).
Adapun pendaftaran CPNS mulai dibuka pada 11-24 November 2019. BKN membuka 152.286 formasi dengan rincian: instansi pusat sebanyak 37.425 formasi pada 68 kementerian dan lembaga, dan instansi daerah sebanyak 114.861 formasi di 462 pemerintah daerah.
Formasi jabatan yang dibuka adalah tenaga pendidikan, kesehatan, dosen, dan teknis fungsional, dan teknis lainnya. Tiga besar formasi pada penerimaan CPNS kali ini adalah guru dengan 63.324 formasi, tenaga kesehatan 31.756 formasi, dan teknis fungsional 23.660 formasi. Setiap pelamar hanya boleh melamar pada satu formasi di satu instansi.