TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah akan membantu warga pengungsi yang merasa takut di Wamena untuk dievakuasi ke Jayapura. "Karena masih ada yang takut, kemudian minta untuk dievakuasi di Jayapura," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 30 September 2019.
Meski membantu evakuasi, Jokowi meminta masyarakat sebaiknya tidak keluar dari Wamena. Sebab, aparat keamanan sudah berusaha mengamankan situasi di sana. Jokowi mengaku sudah memerintahkan jajarannya untuk mengejar pelaku kerusuhan. "Sudah saya perintahkan ke Menko Polhukam, TNI, dan Polri untuk mengejar perusuh-perusuh yang belum tertangkap," katanya.
Jokowi juga memastikan bahwa kerusuhan di Wamena bukan lah konflik etnis. Ia menuturkan kerusuhan tersebut dilakukan kelompok kriminal bersenjata yang turun dari gunung untuk melakukan pembakaran sejumlah rumah warga.
Kerusuhan di Wamena sebelumnya terjadi pada 23 September 2019. Kerusuhan dipicu kabar bohong yang beredar di masyarakat tentang guru yang mengeluarkan kata rasis kepada muridnya, sehingga memicu kemarahan sejumlah warga.
Mereka kemudian menggelar demonstrasi. Namun, malah berakhir ricuh. Mulai dari aksi lempar batu, membakar sejumlah bangunan dan kendaraan, hingga seorang dokter juga ikut dibakar. Perantau asal Minang banyak menjadi korban dalam kerusuhan itu. Kemudian, Gubernur Sulawesi Selatan M.Nurdin Abdullah juga menyebut 24 warga Sulawesi Selatan meninggal dalam kerusuhan berdarah di Wamena.
Polri juga telah menetapkan lima tersangka dalam insiden kerusuhan Wamena. Namun, kepolisian tak membeberkan identitas dan peran dari kelima tersangka. "Pelakunya sebagian besar bukan pelaku dari Wamena sendiri, tapi juga berbaur dengan pelaku luar Wamena," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo.