Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampung Segeram; Natuna dan Sejarah yang Terlupakan

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Makam bersejarah Jati Melayu menjadi satu-satunya peninggalan sejarah yang kini masih dirawat oleh penduduk Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Tempo/ Halida Bunga
Makam bersejarah Jati Melayu menjadi satu-satunya peninggalan sejarah yang kini masih dirawat oleh penduduk Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Tempo/ Halida Bunga
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah dan budaya Melayu di Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kian dilupa, terkikis peradabannya sendiri. Keterbatasan akses jalan darat, listrik, telekomunikasi, dan pendidikan telah membuat Segeram ditinggalkan penghuninya yang kini tersisa 32 Kepala Keluarga.

Tokoh masyarakat kampung Segeram, Heru Diwan Arpas, berusaha menceritakan sisa-sisa peninggalan leluhurnya kepada Tempo pada Senin sore, 23 September 2019. "Ini kampung tertua, kampung sejarah Natuna," katanya mengawali cerita.

Pemuda 30 tahun yang baru menyelesaikan studi di Universitas Maritim Raja Ali Haji itu menjelaskan, budaya dan adat-istiadat Melayu di Segeram telah luntur sejak awal 2000. Tradisi yang masih bertahan dan tersisa hanya tradisi lokal di bidang keagamaan, seperti Maulid Nabi dan tahun baru Islam. "Di sini dulu ada tarian Melayu, tapi sekarang hilang. Baju adat hilang, karena baju biasa yang di luar sudah mulai masuk, jadi berkurang," katanya.

Selain budaya dan adat yang luntur, pecahan keramik zaman lampau yang bisa ditemui di jalanan kampung, seperti piring dan sendok, tak terurus. Heru menyebut tak ada warga yang mau memungutnya karena tak tahu sejarahnya, apalagi cara merawat dan mengelolanya. Namun di balik itu semua, ada sebuah peninggalan sejarah yang kini tengah dirawat dan dijaga oleh Heru dan sejumlah warga Segeram.

Heru bercerita, Segeram memiliki 7 lokasi makam bersejarah nan unik. Tak ada duanya di Natuna, katanya. Makam itu bernisankan batu karang putih berpori-pori, diukir sedalam 5 cm membentuk pola. "Makam itu sejarah yang terlupakan. Sekarang kami mau coba bangkitkan kembali sejarah itu bahwa Natuna punya sejarah yang dimulai dari Segeram," katanya.

Dermaga di pesisir Kampung Segeram menjadi tempat kapal Feri berlabuh, menaikkan dan menurunkan penumpang masuk dan keluar kampung Segeram, kabupaten Natuna. Tempo/Halida Bunga

Berdasarkan penelusuran Tempo, tujuh lokasi makam itu tersebar tak terlalu berjauhan. Masing-masing lokasi terdiri dari dua kuburan yang berdampingan. "Itu makam kami sama sekali enggak tahu siapa, kerajaan apa, tahun berapa. Enggak ada tertulis apa-apa juga," ujar Heru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait asal muasal Natuna, masih beredar di masyarakat sebuah cerita rakyat berjudul Putri Melayu Jati. Wijaya, Ketua Umum Pengurus Pusat Forum Komunikasi Guru Ilmu Pengetahuan Sosial PGRI mengatakan kebenaran dalam kisah itu bias. "Belum tahu kebenarannya karena itu perspektif yang harus digali maknanya. Perlu pengkajian," kata Wijaya kepada Tempo pada Selasa, 24 September 2019 di Kampung Segeram.

Wijaya menjelaskan, Segeram termasuk kategori sejarah lokal yang menurutnya jarang dieksplorasi. "Kalau dibiarkan tidak ada yang menulis sejarah, maka missing link. Kehilangan kebudayaan," kata Wijaya.  Kekhawatiran Wijaya akan hilangnya budaya, adat-istiadat dan sejarah Segeram bukan tanpa alasan.

Penurunan jumlah penduduk di Segeram turut berkontribusi menghentikan budaya tutur. Jika aspek sejarah dan budaya tak diperhatikan, masyarakat akan melakukan mobilitas sosial dan pindah mencari kehidupan yang lebih baik.

"Aspek sejarah penting sebagai identitas, kebanggaan dan kehormatan. Mengapa? Karena dia akan tahu dari mana dia berasal dan apa saja yang harus dilakukan untuk tempat kelahirannya," ujar Wijaya.

Wijaya menegaskan, Segeram harus hidup. Meski adat dan budaya Melayu sudah hilang, hal itu dapat digali, ditumbuhkan lagi dengan kajian akademis dan keterlibatan sejarawan, antropolg dan sosiolog. Hal ini memungkinkan jika nantinya Segeram menjadi kampung adat. "Tapak sejarah Natuna lah yang jadi alasan dibuatnya kampung adat," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

25 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.


Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

25 hari lalu

Petugas Airnav memantau pergerakan pesawat di menara kontrol Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat 29 April 2022. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat pergerakan penumpang angkutan umum di semua moda transportasi mengalami peningkatan pada H-5 Lebaran 2022. Sementara itu, secara kumulatif sejak H-7 Lebaran 2022 pergerakan penumpang transportasi udara tercatat merupakan yang tertinggi. TEMPO/Subekti.
Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste


Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

26 hari lalu

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di Istana Kepresidenan Singapura, pada Kamis, 16 Maret 2023. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas sejumlah kemajuan yang telah dilakukan sejak pertemuan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2022 lalu. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura


BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

13 Februari 2024

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

Gelombang tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

10 Februari 2024

Nelayan menarik perahu untuk disandarkan di kawasan Pelabuhan Jepara, Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu 3 Februari 2024. BMKG stasiun meteorologi maritim Tanjung Emas Semarang mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa 3-4 Fabuari 2024. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi hingga 4 meter, terutama di lautan Natuna.


Soal Laut Natuna Utara, Anies Sebut Kapal Ikan Asing Dikawal Kapal Sipil Bersenjata

20 Januari 2024

Anies Baswedan berpidato didalam pertemuan dengan ribuan pendukung di MTC Nongsa Batam, Jumat 19 Januari 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Soal Laut Natuna Utara, Anies Sebut Kapal Ikan Asing Dikawal Kapal Sipil Bersenjata

Anies mengatakan kedaulatan wilayah Indonesia harus dijaga.


Cerita 170 Orang Natuna Mengungsi akibat Tanah Longsor

14 Januari 2024

Ilustrasi tanah longsor. Tempo/Imam Hamdi
Cerita 170 Orang Natuna Mengungsi akibat Tanah Longsor

Sebanyak 170 orang warga Pulau Serasan, di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau masih mengungsi di hunian tetap (Huntap) di daerah itu akibat longsor.


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Laut hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok

31 Desember 2023

Sejumlah wisatawan memandang gelombang tinggi di Pantai Salor, Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis 29 Desember 2022. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di Pesisir Utara Pulau Jawa untuk mewaspadai gelombang tinggi laut berkisar 1,25 hingga 2,5 meter pada Kamis 29 hingga 30 Desember. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Laut hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok

BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai gelombang tinggi hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 31 Desember 2023-1 Januari 2024.


7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

22 Desember 2023

Seorang pria berdiri melihat indahnya pantai di Natunam Ranai, Riau, 20 Agustus 2016. Memiliki keindahan laut dan banyaknya fauna bawah laut membuat Kepulauan Natuna menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh nelayan-nelayan ilegal. (Ulet Ifansasti/Getty Images)
7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

Selain dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, Pulau Natuna juga dikenal sebagai destinasi wisata menarik.


BMKG Peringatkan Natuna Berpotensi Cuaca Ekstrem, Hujan Sedang hingga Lebat Disertai Angin Kencang

10 Desember 2023

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG Peringatkan Natuna Berpotensi Cuaca Ekstrem, Hujan Sedang hingga Lebat Disertai Angin Kencang

Potensi cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tersebut berpotensi terjadi pada pagi, siang dan dini hari.