Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fitra Duga Ada Duopoli Pengadaan Obat untuk Pengidap HIV/AIDS

image-gnews
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi teatrikal dalam memperingati hari AIDS Sedunia di Palu, Sulawesi Tengah, 1 Desember 2018. Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menyerukan bagamaimana pencegahan HIV Aids. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi teatrikal dalam memperingati hari AIDS Sedunia di Palu, Sulawesi Tengah, 1 Desember 2018. Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menyerukan bagamaimana pencegahan HIV Aids. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Divisi Advokasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Gulfino Guevarrato, menduga ada duopoli dalam pengadaan obat antiretroviral (ARV) bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Hal ini terlihat dari perbedaan harga jual dari dua perusahaan farmasi yang mengantongi izin edar obat, yakni PT Kimia Farma dan PT Indofarma ke pemerintah dengan harga aslinya.

Fino menjelaskan untuk kebutuhan ARV ini, pemerintah mengimpor dari India. Pada 2018, misalnya, menurut dokumen resmi agen pengadaan, harga di pasaran internasional sekitar Rp 115 ribu per botol. Namun saat dijual ke pemerintah melonjak berkisar Rp 385 ribu.

"Artinya ada selisih sekitar Rp 270 ribu per botol keuntungan yang masuk ke perusahaan BUMN farmasi selama ini," katanya dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta, Kamis, 19 September 2019.

Melonjaknya harga ini, kata Fino, tidak masuk akal. Alasannya impor bahan baku dan obat jadi ARV tidak dikenakan bea masuk dan pajak pertambahan nilai sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/KMK.010/2005.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dugaan korupsi di pengadaan obat ARV pada 2016 itu pula, kata Fino, yang sempat dibongkar oleh Kejaksaan Agung.

Sayangnya, kata Fino, pengadaan obat ARV masih bermasalah hingga sekarang. Puncaknya saat Kementerian Kesehatan gagal mengadakan persediaan obat ARV untuk tahun ini imbas tidak tercapainya kesepakatan harga antara pemerintah dan dua perusahaan BUMN tersebut.

Fino menyayangkan sikap Kementerian Kesehatan yang terkesan tak berdaya menghadapi dua perusahaan tersebut. Padahal obat ARV ini sangat penting bagi orang dengan HIV/AIDS. "Sebentar lagi akan ada lelang untuk pengadaan 2020. Kami mengingatkan jangan sampai gagal lagi seperti kemarin," ujar Fino.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

5 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Dugaan Korupsi Rumah Dinas DPR, FITRA Minta KPK Telusuri Aliran Dana Mark Up Anggaran

45 hari lalu

Gerbang masuk rumah dinas DPR RI Kalibata pada Ahad, 10 Maret 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Dugaan Korupsi Rumah Dinas DPR, FITRA Minta KPK Telusuri Aliran Dana Mark Up Anggaran

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengungkap ada mark up harga dalam kasus dugaan korupsi rumah dinas DPR RI pada tahun anggaran 2020.


FITRA Nilai Pemerintah Terlalu Terburu-buru Merumuskan Program Makan Siang Gratis

47 hari lalu

Dua siswa membawa tempat berisi makan saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
FITRA Nilai Pemerintah Terlalu Terburu-buru Merumuskan Program Makan Siang Gratis

Peneliti dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Badiul Hadi, merespons soal rencana pemerintah menyusun kebijakan program makan siang gratis.


FITRA Ungkap Sederet Mudarat Pelaku Pungli di Rutan KPK Hanya Disuruh Minta Maaf

57 hari lalu

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah mengeksekusi putusan etik Dewan Pengawas (Dewas) yang memberi sanksi pada 78 orang pegawainya. Mereka harus menjalani sanksi etik berat dengan permintaan maaf secara langsung dan terbuka pada Senin, 26 Februari 2024 di Gedung Juang KPK. Sumber: KPK
FITRA Ungkap Sederet Mudarat Pelaku Pungli di Rutan KPK Hanya Disuruh Minta Maaf

Seknas FITRA mengungkap berbagai mudarat dan keburukan akibat pelaku pungli di rutan KPK hanya disuruh minta maaf. Mengusik rasa keadilan publik.


FITRA Sebut Blokir Anggaran Kementerian untuk Bansos Perlu Diwaspadai

9 Februari 2024

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
FITRA Sebut Blokir Anggaran Kementerian untuk Bansos Perlu Diwaspadai

FITRA menyatakan bansos adalah instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN untuk membantu masyarakat dari kemiskinan.


Rekomendasi FITRA untuk Jokowi: Anggaran Publik untuk Rakyat, Bukan untuk Politik Dinasti

27 Januari 2024

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tengah mengantri bantuan sosial (bansos) pangan di Kantor Pos Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 19 September 2023. Sebanyak 1415 bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras 10 kg disalurkan untuk kelurahan Tanjung Priok. Penyaluran bansos beras itu dilakukan selama tiga bulan berturut-turut dan setiap KPM akan menerima 30 kg beras. Tempo/Tony Hartawan
Rekomendasi FITRA untuk Jokowi: Anggaran Publik untuk Rakyat, Bukan untuk Politik Dinasti

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi pastikan anggaran publik tidak untuk politik dinasti.


Jokowi Diminta Tahan Libido Berkuasa dengan Netral dalam Pemilu 2024

26 Januari 2024

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau ruas Jalan Surakarta-Gemolong (Sragen)-Purwodadi di Desa Ngandul, Kabupaten Sragen, Selasa, 23 Januari 2024. Menurut Jokowi ruas jalan tersebut merupakan bagian dari penanganan jalan daerah sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah tahun 2023. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Diminta Tahan Libido Berkuasa dengan Netral dalam Pemilu 2024

Kekuasaan dan sumber daya besar yang dimiliki Jokowi sebagai presiden juga sudah dikhawatirkan sejumlah pihak.


Anggaran Pemilu Rp 71,3 Triliun, FITRA Minta Pemerintah Transparan: Publik Sulit Cegah Pemborosan..

18 Desember 2023

Persiapan debat Capres dan Cawapres Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. Dalam acara debat perdana, masing-masing pasangan Capres dan Cawapres hanya dapat membawa 75 undangan.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Anggaran Pemilu Rp 71,3 Triliun, FITRA Minta Pemerintah Transparan: Publik Sulit Cegah Pemborosan..

FITRA menilai perlunya transparansi anggaran dalam Pemilu 2024 untuk mencegah terjadinya pemborosan, penyalahgunaan, hingga pelanggaran.


Ini 4 Rekomendasi Fitra Hadapi Krisis Lingkungan

16 Desember 2023

Aktor pantomim dan aktivis lingkungan melakukan aksi Global Climate Strike di hutan kota Kampung Cibarani, Bandung, Jawa Barat, 15 September 2023. Aksi ini merupakan sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar agar lebih serius dalam mengatasi krisis iklim akibat industrialisasi yang membabat hutan-hutan tropis di Indonesia dan di tempat lain. Suhu global saat ini lebih tinggi 1,5 derajat celsius sebelum masa industrialisasi secara masif. TEMPO/Prima Mulia
Ini 4 Rekomendasi Fitra Hadapi Krisis Lingkungan

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra)Misbah Hasan menyampaikan empat rekomendasi untuk mengatasi krisis lingkungan.


FITRA Ungkap 3 Krisis Lingkungan yang Mengancam Masa Depan, Apa Saja?

16 Desember 2023

Sejumlah masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan Lingkar Juang Karimunjawa bersama aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia dan lintas komunitas pecinta alam menggunakan kayak sambil membentangkan spanduk saat aksi SaveKarimunjawa di tepi pantai yang tercemar limbah tambak udang di Desa Kemujan, kepulauan wisata bahari Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa, 19 September 2023. Dalam aksi tersebut mereka menuntut penutupan tambak udang vaname intensif sebanyak 39 titik tak berizin karena merusak ekosistem lingkungan hidup, mengganggu sektor ekonomi masyarakat nelayan, petani rumput laut serta pariwisata akibat pencemaran sisa limbah dan deforestasi hutan mangrove yang juga dinilai akan memperparah krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan
FITRA Ungkap 3 Krisis Lingkungan yang Mengancam Masa Depan, Apa Saja?

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Misbah Hasan, mengungkap tiga krisis lingkungan yang mengancam masa depan bumi dan manusia (triple planetary crisis). Apa saja?