INFO NASIONAL — Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan melakukan tiga hal, yakni mengundang investor, membangun infrastruktur, dan mengembangkan kewirausahaan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan hal itu dalam arahannya kepada para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pejabat Pemprov Jabar di Gedung Sate, Bandung, Senin, 2 September 2019.
Untuk menarik investor ke Jawa Barat, menurut Ridwan Kamil, antara lain perlu dilakukan promosi. Selain itu, keamanan di wilayah ini juga harus kondusif. “Maka, saya terus meminta kepada bapak/ibu (Kepala OPD dan pejabat Pemdaprov Jabar) memberikan terus citra positif ke luar, bahwa kalau mau investasi di Jawa Barat saja. Dimulai dari urusan kondusivitas keamanan, itu menjadi ujung tombak,” ucap Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar.
Dia menuturkan, pembangunan infrastruktur merupakan faktor penting penggerak ekonomi daerah. Untuk itu, pembangunan infrastruktur harus dipercepat.
“Investasi berbanding lurus dengan kesiapan infrastruktur. Maka Dinas PUPR dan Bappeda harus meyakinkan urgensi penambahan tol baru, kemacetannya, bandar udara juga mengingat populasi penduduk hampir 50 juta,” katanya.
Menurut Emil, pengembangan infrastruktur transportasi di Jabar harus memperhatikan jasa transpotasi barang. “Jadi, angkut-angkut barang seperti pakai kereta perlu dimaksimalkan. Termasuk Bandara Kertajati tidak 100 persen hanya mengandalkan pertumbuhan penumpang, tapi juga arus barang yang sedang kita siapkan,” ujar dia.
Terkiat pengembangan kewirausahaan, tambah Emil, Pemprov Jabar memiliki berbagai program seperti One Pesantren One Product, Kredit Mesra, hingga Satu Desa Satu Perusahaan. “Kemudian meng-online-kan proses dari manual, kita punya pusat digital desa bersama salah satu e-commerce,” ujarnya.
Emil mencontohkan, saat ini sedang viral sebuah produk desa. Produk tersebut menjadi terkenal ke seluruh Indonesia gara-gara dipromosikan oleh perusahaan e-commerce.
“Gara-gara ada Tokopedia Center itu sebuah produk barang dari desa terpencil tiba-tiba jadi hits. Ini menarik, karena ada sabun yang tidak dikenal, tapi karena ada ruang digital di desa dibawa ke ruang itu. Lalu dipromosikan oleh standarnya, difoto dengan bagus. Langsung terkenal ke seluruh Indonesia dan pesanannya luar biasa,” katanya. (*)