TEMPO.CO, Badung- Presiden Joko Widodo atau Jokowi kebingungan mencari bahan pidato saat menjadi pembicara pada Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa. Sebab, materi yang disiapkan Jokowi telah disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Saya mau berbicara apa bingung, karena semuanya sudah diborong sama Ketua Umum PKB Pak Muhaimin Iskandar, dari A sampai Z yang mau saya omongkan di sini sudah disampaikan," kata Jokowi di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Selasa, 20 Agustus 2019.
Cak Imin berpidato hampir 40 menit. Isinya banyak menyinggung capaian Jokowi, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, hingga tentang revolusi industri 4.0. Jokowi mengatakan materi yang disampaikan Cak Imin sama dengan yang tertulis di kertas pidatonya. "Aduh saya ini mau bicara apa lagi. Ini yang ditulis ini sudah semuanya disampaikan," ujarnya.
Akhirnya, Jokowi membahas rencana program kerjanya untuk lima tahun ke depan atau periode kedua kepemimpinannya. Misalnya, dia menyebutkan akan tetap membangun infrastruktur. Program selanjutnya adalah membangun sumber daya manusia.
Dalam membangun SDM berkualitas, pemerintah akan memulainya sejak bayi dalam kandungan. Ibu hamil harus dijamin gizi dan nutrisinya. Jangan sampai bayi tersebut mengalami stunting atau kekerdilan. Pada 2015, angka stunting Indonesia masih 38 persen. "Tinggi sekali. Meskipun 5 tahun ini sudah turun menjadi 30, tapi juga masih angka yang memprihatinkan," katanya.
Jokowi menuturkan, dengan angka stunting yang cukup tinggi, jangan bermimpi Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Kemudian, pemerintah juga akan memastikan anak-anak di pendidikan dasar untuk dibekali pembangunan katakter, nilai budi pekerti, etika, agama, toleransi, baru kemudian tambahannya matematika dan lain-lain.
Di pendidikan menegah, anak-anak dikenalkan bagaiamana membangun team work dan memiliki daya kritis serta daya argeumentasi yg baik. Pada tingkatan menengah berikutnya, kata Jokowi, pemerintah harus memberikan pilihan pada anak apakah masuk kejuruan atau bidang keilmuan. Sebab, kebutuhan akan keterampilan dan lapangan pekerjaan sudah berubah.
"Kalau kita mulai identifikasi, yang dibutuhkan itu misalnya di tingkatan menengah teknisi koding, teknisi programming yang sebelumnya pekerjaan itu tidak kita kenal," kata Jokowi.
FRISKI RIANA