TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah mengidentifikasi adanya dua konten tidak benar alias hoaks terkait kejadian pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
“Hoaks tersebar melalui media sosial dan pesan instan,” kata Pelaksana Tugas Kominfo Ferdinandus Setu dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.
Adapun hoaks pertama yaitu foto mahasiswa papua tewas dipukul aparat di Surabaya. Dalam foto tersebut, tampak seorang pria tersungkur di lantai dengan tulisan “1 korban meninggal dunia pemukulan oleh, Aparat keamanan TNI/POLRI. Mahasiswa Papua di Surabaya.”
Ferdinandus mengatakan foto tersebut hoaks, mengutip keterangan dari Markas Besar Polri. Gambar tersebut ternyata adalah foto korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal di TKP laka lantas, Jalan Trikora, depan TK Paut DOK V Atas Distrik Jayapura Utara. Adapun kejadiannya terjadi pada 19 Februari 2019 pukul 07.30 WIT.
Hoaks kedua yaitu soal personel Polres Surabaya yang menculik dua orang pengantar makanan untuk mahasiswa Papua. Menurut Ferdinandus, Kasat Intel Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Asmoro telah membantah terjadinya penculikan. “Kepolisian hanya mewawancarai dan memeriksa kedua orang tersebut,” kata Ferdinandus.
Untuk itu, Kominfo pun mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, ujaran kebencian berbasis SARA. Sebab, perilaku tersebut dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Aksi pengepungan asrama mahasiswa Papua ini terjadi tepatnya di Jalan Kalasan Nomor 10, Pacar Keling, Surabaya pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Pengepungan dan penggerebekan dilakukan oleh aparat TNI. Kemudian, Satpol PP dan ormas juga terlibat. Sebanyak 43 mahasiswa digelandang ke Kantor Polres Surabaya. Namun setelah beberapa jam, mereka dilepas.