TEMPO.CO, Bandung - Hingga Sabtu, 13 Juli 2019, pukul 07.30 WIB, gempa susulan di selatan Sumbawa sudah terjadi sebanyak 27 kali. Kekuatan gempa susulan terbesar yaitu 4,4 magnitudo terjadi pada pukul 02.15, sementara paling kecil bermagnitudo 2,2 pada pukul 03.15 WIB.
Baca: Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Sumbawa
Gempa awal itu terjadi Sabtu dinihari pukul 00.01 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, kekuatan gempa bermagnitudo 5,3 sesuai hasil pemutakhiran. Sebelumnya tercatat 5,5 magnitudo.
Dampak berupa guncangan kuat terasa dekat lokasi sumber gempa yaitu di Sumbawa. Skala intensitasnya V MMI. Sementara di Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Lombok Timur dalam skala intensitas IV MMI. Gempa pun terasa hingga Kuta dan Karangasem Bali dengan intensitas II MMI.
Sumber gempa berada pada koordinat 8,99 LS dan 117,82 BT dengfan kedalaman 43 kilometer. “Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 kilometer arah tenggara Kota Sumbawa Besar,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, lewat keterangan tertulis, Sabtu 13 Juli 2019.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng. “Indo-Australia yang menunjam ke bawah basemen Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda),” ujar Daryono.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme naik (thrust fault).
Baca: BMKG Catat 87 Gempa Susulan Setelah Gempa Magnitudo 7,1 Ternate
Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Namun masyarakat dilaporkan panik saat kejadian. Menurut laporan warga, kata Daryono, warga yang tertidur sampai terbangun dan berlarian ke luar rumah. Di Kota Mataram misalnya, warga sempat berjaga di luar rumah. Mereka takut kembali tidur di dalam rumah karena gempa susulan.