TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi kerusuhan 22 Mei bentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berencana melakukan pertemuan dengan tim investigasi bentukan polri. Mereka akan bertukar temuan masing-masing pihak mengenai kerusuhan 22 Mei termasuk soal proses jatuhnya korban.
Baca juga: Setara Sebut 2 Kemungkinan Dalang Kerusuhan 22 Mei 2019
“Kami menyambut baik, supaya kami bisa bertukar informasi,” kata Komisioner Komnas HAM, Amirudin Al Rahab dihubungi, Sabtu, 8 Juni 2019.
Amir menuturkan pertemuan akan dihelat di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat. Dia mengatakan kemungkinan kepolisian akan diwakili oleh Kepala Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto. Akan tetapi, dia belum mengetahui waktu pasti pertemuan itu.
Sebelumnya, Kepolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan tim investigasi internal polri akan membawa hasil investigasi kerusuhan 21 Mei dan 22 Mei kepada Komnas HAM. Tito mengatakan hal itu dilakukan untuk membandingkan temuan polri dengan temuan tim investigasi yang dibuat Komnas HAM.
Selain itu, dia berujar, upaya ini dilakukan supaya hasil penyelidikan lebih transparan. “Kami tidak ingin nanti dianggap ekslusif dan nutup-nutupin,” kata Tito.
Kepolisian membentuk tim investigasi sehari setelah kerusuhan terjadi di kawasan Kantor Badan Pengawas Pemilu, Jakarta Pusat, pada 21 Mei dan 22 Mei. Kerusuhan juga merembet ke kawasan Petamburan dan Slipi, Jakarta Barat. Dalam rangkaian kerusuhan itu delapan orang dilaporkan tewas. Rumah Sakit Polri memastikan empat korban tewas dengan luka tembak.
Tim investigasi internal kepolisian dipimpin oleh Moechgiyarto. Di dalam tim itu, Kapolri juga membentuk tim beranggotakan Badan Reserse Kriminal Polri untuk menelisik dalang di balik kerusuhan. Kepolisian menduga ada kelompok yang sengaja ingin membuat onar, bahkan menciptakan martir dalam kerusuhan itu.
Selain soal skenario martir, dugaan kekerasan oleh kepolisian dalam mengamankan aksi demo juga mencuat. Misalnya, lewat beredarnya sebuah video di Masjid Al Huda, Kampung Bali, Jakarta Pusat. Dalam video itu, sejumlah anggota Brigade Mobil diduga memukuli seorang laki-laki berbaju hitam yang diduga pendemo.
Amir menuturkan tim investigasi bentukan Komnas akan berfokus menyelidiki adanya dugaan pelanggaran HAM pada proses pengamanan yang dilakukan kepolisian. “Kami mengawasi proses hukumnya memenuhi aturan atau tidak, dan memenuhi rasa keadilan atau tidak,” kata dia.