TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengimbau masyarakat Indonesia, utamanya warga NU tidak melakukan gerakan inkonstitusional atau bertentangan dengan konstitusi dalam menyikapi hasil pemilu 2019.
Baca juga: Cerita Said Aqil Tak Usulkan Ma'ruf Amin Jadi Cawapres Jokowi
Saat ditemui wartawan di Surabaya, Said meminta semua pihak menjaga nama baik bangsa Indonesia yang dikenal bermartabat dan berakhlakul karimah.
"Saudara-saudara sebangsa, setanah air, wabil khusus warga Nahdatul Ulama untuk tidak boleh melakukan gerakan-gerakan yang inkonstitusional, mengganggu stabilitas keamanan dan ketenangan. Apalagi kita sebagai bangsa yang bermartabat, berbudaya, bangsa berakhlakul karimah," ujarnya.
Dia juga mengimbau semua pihak bisa menerima dengan besar hati, apapun hasil yang diperoleh dalam pesta demokrasi saat ini. Said berharap semua pihak bisa lebih dewasa menyikapi hasil pemilu 2019.
"Kami mohon semuanya agar terima dengan besar hati, menerima dengan dewasa, apapun hasilnya nanti dari pemilihan yang baru saja kita laksanakan," ucapnya.
Proses demokrasi di Indonesia, lanjut dia, juga turut mendapat pantauan dari dunia internasional.
Selain itu, menurut Said Aqil Indonesia selama ini dipandang sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Baca juga: Said Aqil: Di Madinah Nabi Muhammad tidak Gunakan Istilah Kafir
"Dunia internasional memandang Indonesia sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam dan berdemokrasi. Islam dan demokrasi ternyata tidak bertentangan, tapi justru saling memperkuat. Islam bisa diperkuat dengan demokrasi. Demokrasi bisa berjalan dengan nilai-nilai Islam yang universal," katanya.