TEMPO.CO, Kendari - Gubernur Sulawesi Tenggara atau Sultra Ali Mazi mencopot Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Eman Jaya buntut bentrok dengan mahasiswa yang berunjukrasa di depan kantor gubernur, Senin, 11 Maret 2019.
“Sebagai pimpinan saya tidak setuju kalau ada bawahan saya melakukan tindak sewenang-wenang terhadap warga jadi jam 6 sore tadi sudah saya copot Kasat Pol PP digantikan Arrijalu,” terang Ali Mazi kepada wartawan di rumah dinasnya, Senin malam tadi.
Unjuk rasa mahasiswa yang digelar Senin merupakan aksi kedua. Lima hari yang lalu, mereka juga melakukan unjuk rasa menolak 15 izin usaha pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Namun demo hari ini diwarnai kericuhan. Satpol PP Sultra terlibat bentrok dengan mahasiswa. Mahasiswa mengalami luka-luka karena dipukul oleh anggota Satpol PP.
Akibat bentrok itu, mahasiswa berbuat anarkis dengan melakukan perusakan sejumlah fasilitas umum di kantor gubernur. Mereka merusak bus dan halte bus.
Setidaknya 17 orang mengalami luka-luka baik dari aparat keamanan maupun mahasiswa dalam unjuk rasa tadi.
Ali Mazi mengatakan, ia meminta polisi memeriksa anggota Satpol PP yang terlibat pemukulan mahasiswa.
“Walau pun sebenarnya mereka pengamanan yah, pengamanan aset-aset daerah. Tapi tidak boleh arogan,” terangnya.
Ali Mazi meminta warga Sultra menjaga suasana harmonis dan keakraban. Ia mengatakan untuk membangun Sultra yang maju tak bisa dengan huru hara dan keributan.