TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Said Aqil Siradj mengatakan dalam Musyawarah Nasional yang akan digelar pada 27 Februari sampai 1 Maret 2019, organisasi itu akan membahas beberapa hal.
Baca juga: Saat Said Aqil Sebut Imam Masjid dan Menteri Agama Harus dari NU
Pertama yaitu menguatkan kembali keputusan muktamar PBNU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tahun 1930 yang menyebut Indonesia adalah negara darussalam, bukan darul Islam. "Kita pertegas kembali antara hubungan negara dan nasionalisme," ujar Said Aqil.
Said Aqil mengatakan munas nanti juga sekaligus memperkuat kembali definisi Islam nusantara. Said berujar Islam nusantara ini masih kerap dipersoalkan oleh sejumlah pihak.
Said Aqil mencontohkan, ada katib salat Jumat di Sumatera Barat yang menyebut dirinya mengajak murtad dengan Islam nusantara. Katib itu berkhotbah dalam bahasa Indonesia. Said mengatakan, padahal khutbah berbahasa Indonesia itulah salah satu praktik Islam nusantara.
Baca juga: PBNU Khawatirkan RUU Pesantren Diintervensi Jika Rezim Berganti
"Kita akan perkuat kembali definisi Islam nusantara, supaya bisa menjawab orang yang belum paham, kurang paham, pura-pura tidak paham tidak mau paham," kata dia.