TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menerima tiga kategori penghargaan lingkungan hidup. "Saya disampaikan terima kasih kepada Ibu Risma karena satu-satunya yang naik (panggung) tiga kali, kita apresiasi," kata JK di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin, 14 Januari 2019.
JK juga mengapresiasi Risma yang rutin menginspeksi kotanya, meski kakinya sedang terkilir. Risma menerima tiga penghargaan itu di atas panggung dengan kursi roda. Penghargaan yang diterima adalah Adipura Kencana, Kinerja Pengurangan Sampah, dan penghargaan Nirwasita Tantra untuk kategori tingkat kota besar.
Baca juga:
Baca: JK Beri Piala Adipura untuk 146 Kepala Daerah ...
Adipura Kencana merupakan penghargaan tertinggi diberikan pada kota yang menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Kota Surbaya merupakan satu-satunya daerah yang mendapat penghargaan itu. Sedangkan Nirwasita Tantra merupakan penghargaan atas green leadership.
Kaki Risma terkilir sejak Desember 2018. Kaki kanannya keseleo saat meninjau saluran air di Banyu Urip Kidul, Surabaya. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemindaian dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Dari hasil MRI, dokter menemukan sisi kaki bagian kanan dan kiri ada semacam sobekan atau kelonggaran berdiameter sekitar 6-7 milimeter.
Saat ditanya soal penghargaan yang diterimanya, Risma mengatakan malu jika kotanya kotor. Sebab, kebersihan sebuah kota menjadi wajah kepala daerahnya. Menurut Risma, kota yang bersih berdampak signifikan terhadap penurunan angka penyakit. "(Angka kasus) Demam berdarah turun. Dulu Surabaya pernah KLB, sekarang tidak pernah,” kata Risma seusai acara. Kasus diare dan ISPA juga berkurang.
Baca: Selain Piala Adipura, Ada Nirwasita Tantra untuk ...
Risma berbagi kiat dengan kepala daerah lainnya untuk mengelola sampah yang murah dan efisien. “Pengelolaan lingkungan akan lebih murah jika mengajak masyarakat berpartisipasi.” Pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat akan berdampak pada biaya buang sampah.
Ia menceritakan, saat menjadi Kepala Dinas Kebersihan pada 2005, sampah yang masuk ke TPA rata-rata per hari 3.600 ton. Kini hanya 1.300 ton per hari. Setiap tahun jumlah sampah turun 10 persen karena sampah sudah dikelola lebih dulu sedari awal. “Pemimpin juga harus bisa memberikan contoh dalam menjaga kebersihan,” kata Tri Rismaharini.