TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian mengungkap teror di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Kemarin siang sudah saya perintahkan langsung ke Kapolri untuk menindak dan menyelesaikan dengan tuntas," katanya di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis, 10 Januari 2019.
Baca: Teror di Lingkungan KPK: Dari Novel Baswedan - Penculikan
Jokowi mengatakan serangan teror ini tidak bisa ditolerir lantaran menjadi bentuk intimidasi kepada aparat penegak hukum. "Saya rasa tidak ada toleransi untuk itu. Kejar dan cari pelakunya," ujarnya.
Jokowi menuturkan telah memerintahkan agar keamanan penyidik dan pimpinan KPK diperhatikan. Jika masih ada serangan teror, kata Jokowi, maka menjadi tugas kepolisian untuk mencari pelaku.
Meski teror kerap menyerang KPK, Jokowi memastikan perlawanan terhadap praktek korupsi tidak bakal melemah. "Saya meyakini pemberantasan korupsi tidak kendor dengan teror seperti ini," kata dia.
Teror bom terjadi di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat dan rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan jajarannya telah membentuk tim dibantu oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk mengungkap peristiwa tersebut.
Berdasarkan laporan yang beredar, teror yang terjadi di rumah Laode berbentuk bom molotov. Salah seorang tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumah wakil ketua KPK tersebut mengatakan botol itu ditemukan oleh sopir Laode, Bambang, pada pukul 05.30 WIB.
Simak juga: Wadah Pegawai Beberkan Benang Merah Semua Teror di KPK
Sedangkan untuk rumah Agus, petugas keamanan rumah menemukan benda diduga bom tergeletak di depan rumah. Saat kejadian, Ketua KPK Agus Rahardjo tidak ada di rumah.