TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sri Hidayati mengatakan gempa Mataram dengan kekuatan magnitudo 5,0 yang terjadi pagi, Kamis, 6 Desember 2018 pukul 08:02:46 WIB, masih serangkaian dengan rentetan gempa yang melanda Pulau Lombok sejak Agustus 2018.
“Masih satu rangkaian. Sumbernya masih di sekitar situ,” kata Sri saat dihubungi Tempo, Kamis, 6 Desember 2018.
Baca: Gempa 5,3 SR Guncang Lombok, Terasa Kuat di Mataram 5 Detik
Sri mengatakan sejak gempa kuat mengguncang Pulau Lombok pada pertengahan Agustus 2018 lalu, rangkaian gempa masih terus terjadi di sekitar sumber gempa. “Sumbernya patahan naik busur belakang Flores,” kata dia.
Meski begitu, Sri meminta warga tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. “Warga dihimbau tetap tenang. Jangan percaya sama hoax,” kata dia.
PVMBG merilis tanggapan atas kejadian gempa bumi dengan magnitudo 5,0 di barat laut Mataram, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pusat gempa berada pada koordinast 8,37 derajat Lintang Selatan (LS) dan 116,06 derjarat Bujur Timur (BT). Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer, dengan jarak 23 kilometer barat laut Mataram.
Baca: Ini Titik Pusat Gempa Mataram
Daerah yang terdekat dengan gempa terususn dari batuan vulkanik yang berumur teriser dan endapan aluvium yang berukur kuarter. Guncangan gempa umumnya akan terasa di daerah yang tersusu dari batuan sedimen Tersier dan Pra-Tersier yang berada di sekitarnya. Endapan yang bersifat lepas dan belum terkonsolidasi akan berpotensi memperkuat efek goncangan gempa bumi.
PVMBG merilis berdasarkan posisi dan pusat kedalaman gempa tersebut, berasosisi dengan sistem Sesar Busur Belakang Flores. BMKG melansir gempa Mataram tersebut terasa di Lombok Utara dengan intensitas IV MMI. Gempa juga terasa di Pos Rinjani di Batu Lompeh dengna kekuatan II MMI. Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa. Gempa tersebut juga tidak memicu tsunami karena energinya tidak cukup kuat memicu terjadinya tsunami.