TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku prihatin lantaran ulama-ulama Indonesia banyak digolongkan kelompok radikal. “Mereka lelah sekali dikategorikan dalam politik yang radikal,” ujar Prabowo dalam siaran pers yang dikirim tim medianya kepada wartawan pada Rabu pagi, 28 November 2018.
Cerita itu disampaikan Prabowo saat berpidato dalam acara The World 2019 Gala Diner yang diselenggarakan The Economist di Singapura tadi malam, Selasa 27 November 2018.
Baca: Kubu Prabowo: Cekcok Dukungan Capres ...
Tak seperti yang tergambar, kata Prabowo, mayoritas pemuka agama di Indonesia justru mengecam radikalisme. Mereka acap mengkampanyekan ajaran damai dan bermanfaat. Sedangkan umat Islam di Indonesia adalah orang yang moderat.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, pemerintah Indonesia seharusnya berperan mengayomi para ulama, bukan melabeli dengan stigma radikal. Ia meminta pemimpin Indonesia mendidik ulama supaya tidak tersesat.
Baca: Prabowo Batal Hadiri Muktamar Pemuda ...
Pemimpin negara, kata Prabowo, memiliki andil besar untuk mencegah bertumbuhnya kelompok-kelompok radikalisme. "Saya yakin bahwa pemimpin yang baik akan bisa meredakan segala bentuk radikalisme.”
Prabowo Subianto pun menyebut salah satu caranya adalah menyiapkan generasi muda yang siap. Bila masa depan anak muda diperhatikan, para penghasut berdalih agama alias demagog tidak akan mempengaruhi.