TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin mengajak seluruh pengurus masjid di Indonesia untuk memperbanyak kegiatan positif. Hal ini, kata dia, untuk menjaga masjid dari paparan paham radikalisme.
"Makanya dewan masjid, remaja masjid, dan organisasi-organisasi yang ada di bawahnya, buat kegiatan yang positif demi kemaslahatan umat," kata Syafruddin saat meresmikan Tongkrongan Baru Pemuda di Masjid dan peluncuran Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) Point dan ISYEF Apps di Halaman Masjid Cut Meutia, Jakarta, Selasa, 20 November 2018.
Baca: Survei 41 Masjid Terpapar Radikalisme, BIN ...
Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, jika pengurus masjid rajin mengadakan kegiatan yang positif maka pihak-pihak yang berniat menyusupkan paham radikalisme semakin sulit masuk. "Kalau semua berbuat seperti ini (kegiatan positif) itu ada pilihan-pilihan (bagi umat), jadi tidak fokus ke orang-orang yang radikal."
Ia menuturkan masjid tetap tempat yang suci meski di dalamnya ada kajian-kajian yang bermuatan paham radikal. "Tidak mungkin ada nuansa negatif di masjid. Yang negatif itu orang-orang yang mengisi."
Baca: Polri Awasi 41 Masjid Terpapar Radikalisme Temuan BIN
Lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Nahdlatul ulama (P3M NU) meneliti sejumlah masjid di kementerian sebanyak 35 masjid, di BUMN 37 masjid, dan di lembaga negara sebanyak 28 masjid. Penelitian dilakukan pada 29 September-21 Oktober 2017 dengan merekam secara audio dan video khotbah Jumat.
Hasilnya, 41 masjid yang terindikasi radikal terdiri atas 21 masjid di BUMN, 12 masjid di kementerian, dan 8 masjid di lembaga negara.
Simak: Dinilai Tanggap Soal Terorisme, Hong Kong ...
Dalam penelitian itu, paham radikal yang dimaksud adalah paham yang menganggap satu kelompok paling benar dan kelompok lain salah, mudah mengkafirkan orang lain, berpaham intoleransi, cenderung memaksakan keyakinan pada orang lain, dan menganggap demokrasi produk kafir serta membolehkan segala cara atas nama negara.
Dalam penelitian ini, indikasi radikalisme itu dibagi dalam tiga kategori. Kategori rendah artinya secara umum cukup moderat tapi berpotensi radikal. Lalu kategori sedang, yaitu tingkat radikalisme cenderung tinggi. Sedangkan kategori tinggi artinya adanya provokasi untuk melakukan tindakan intoleran.
AHMAD FAIZ | TAUFIQ SIDDIQ