TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah boks yang diduga bom meledak pada Ahad, 28 Oktober sekitar pukul 17.30 WITA di sebuah rumah warga Istantho A. E. Djaha, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur . "Saudara Istantho mengalami luka berat setelah terkena ledakan dari boks segi lima berwarna merah yang dipukulnya dengan palu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Senin, 29 Oktober 2018.
Akibat ledakan itu, tangan Istantho putus, kaki kanannya memar dan kepalanya terluka parah.
Baca: Ledakan Bom di Surabaya Terjadi di Tiga Gereja
Kejadian itu bermula anak kandung Instantho, farel Djaha bersama temannya menemukan sebuah boks merah yang berukuran sebesar telepon genggam itu.
Pada saat barang itu hendak diambil oleh Farel, temannya memberi tahu bahwa barang itu sepertinya bom.
Baca: Bom di Mapolrestabes Surabaya Diangkut ...
Farel tak menghiraukannya dan membawa boks itu ke rumahnya. Di rumah, Farel menunjukan barang itu kepada ayahnya.
Istantho lalu mengambil palu dan memukul barang itu untuk mengetahui isinya. Saat dipukul, benda itu langsung meledak sehingga Istantho terjatuh.
Simak:WNI Diduga Ledakkan Bom, Indonesia ...
Ledakan itu didengar tetangga. Nino Naitboho yang mendengar suara ledakan, bergegas menuju rumah Istantho dan melaporkan peristiwa itu ke Polres Timor Tengah Selatan. Nino membawa Istantho ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe.
Saat ini, kata Dedi, bom masih diteliti oleh tim Gegana Brimob untuk diindentifikasi. "Agar tahu jenis dan buatan mana bom itu."