TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerahkan beasiswa bagi mahasiswa terdampak bencana gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Acara penyerahan digelar di halaman luar Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Kabupaten Lombok Tengah, pada Kamis petang, 18 Oktober 2018.
Baca: Dua Tim Purnawirawan Kubu Jokowi Hadang Prabowo di Pilpres 2019
Dalam sambutannya, Presiden mengingatkan kepada para mahasiswa yang hadir bahwa tantangan ke depan akan semakin berat. Salah satu tantangan tersebut adalah kondisi global yang sudah masuk ke era revolusi industri keempat, di mana perubahan terjadi 3 ribu kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama.
"Artinya apa? Di depan kita akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat sekali. Kita baru belajar artificial intelligence, keluar lagi internet of thing, keluar lagi cryptocurrency, keluar lagi virtual reality, keluar lagi Bitcoin, keluar lagi yang baru terus keluar," kata Jokowi dalam siaran tertulisnya, Jumat, 19 Oktober 2018.
Jokowi pun berpesan agar anak-anak muda, terutama mahasiswa, bisa menyiapkan diri untuk menghadapi hal-hal tersebut. Hal ini penting mengingat kompetisi dan persaingan antarnegara juga semakin ketat.
"Tapi saya meyakini, insya Allah keyakinan saya, moga-moga benar bahwa sumber daya manusia kita, anak-anak muda kita, mahasiswa kita, itu kalau bertarung berkompetisi bersaing dengan SDM dari luar itu kita memiliki kemampuan untuk menang," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, tujuh mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menerima langsung beasiswa dari Kepala Negara. Adapun total mahasiswa yang diberikan beasiswa ini adalah 5.144 orang.
Baca: KPU Sebut Iklan Jokowi - Ma'ruf Pelanggaran Kampanye
Dengan diberikannya beasiswa ini, Jokowi meminta para mahasiswa bisa terus melanjutkan kuliahnya hingga rampung. Di penghujung sambutannya, Jokowi berpesan agar para mahasiswa ini terus belajar. "Selamat belajar. Jangan sampai dengan alasan gempa saudara-saudara enggak belajar. Tetap harus belajar. Saya titip ini," ucapnya.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad, menyampaikan bahwa bantuan pendidikan kepada 5.144 mahasiswa terdampak bencana di Nusa Tenggara Barat ini diberikan melalui skema bidik misi dan peningkatan prestasi akademik (PPA). Adapun rinciannya, 2.195 mahasiswa untuk bidik misi dan 2.949 mahasiswa untuk skema PPA.
"Dari komposisi tempat studi, 4.275 mahasiswa yang studi di Unram dan 34 PTS di NTB dan 869 mahasiswa asal NTB yang sedang studi di luar NTB dari 74 PTN atau PTS di Indonesia," kata Intan Ahmad.
Sampai dengan 17 Oktober 2018, ia menuturkan, tercatat jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa dalam bentuk tabungan sebanyak 3.357 mahasiswa. Sementara 1.787 mahasiswa sedang dalam proses pencairan yang diprediksi akan diterima mereka pada akhir Oktober 2018.
Selain bantuan biaya pendidikan, Kemenristek Dikti juga memberikan bantuan penguatan pembelanjaran secara online untuk perguruan tinggi di NTB. Kementerian tersebut juga akan memberikan bantuan serupa untuk mahasiswa korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu. "Kami berharap kelak para mahasiswa menjadi lulusan unggul berkaraker, tangguh, pedului masalah sosual budaya dan lingkungan," katanya.